Teror Bom di Surabaya
Begini Sosok Keluarga Teroris Dita Supriyanto, Warga: 2 Tahun Silam Dipakai Latihan Silat
Keluarga Dita Supriyanto dikenal tertutup oleh para tetangga. Tinggal di Perumahan Wisma Indah Jalan Wonorejo Asri XI Blok K Nomor 22
Tito bisa mengetahui para teroris terlatih berdasarkan barang bukti yang didapat dari kasus teroris sebelumnya. Dalam penangkapan di kasus sebelumnya, polisi mendapatkan buku manual dan buku-buku pelatihan.
"Ini kita dapatkan dari buku-buku manual termasuk menghindari komunikasi. Jadi mereka berlatih melakukan pengembangan," ujarnya.
Tito meminta dukungan dari semua pihak agar aparat bisa memberantas terorisme. Namun dia menyatakan kelompok-kelompok teror di Indonesia tak terlalu berbahaya.
"Yang jelas kelompok ini tak terlalu besar. Ini hanya sel-sel kecil, mereka tidak akan bisa mengalahkan negara. Tidak mungkin mengalahkan TNI, Polri, dan kita semua. Kita harus bersatu padu, mohon dukungan agar kita bisa melakukan tindakan-tindakan," kata dia.
Kapolri juga meminta DPR RI mempercepat revisi UU Antiterorisme. Tujuannya agar Polri bisa lebih cepat menindak teroris. "Revisi jangan terlalu lama, sudah satu tahun lebih," katanya.
Kapolri menuturkan sejumlah pasal membuat Polri sulit bergerak. Ia mencontohkan teroris baru bisa ditindak jika sudah terbukti melakukan tindak teror.
"Kita tidak bisa melakukan apa-apa, hanya tujuh hari menahan mereka, meng-interview, setelah dilepas kita intai. Tapi setelah dilepas mereka kita intai juga menghindar," katanya.
Karena itu Tito berharap UU Antiterorisme segera diselesaikan. Kalau tak bisa diselesaikan dalam waktu dekat, ia berharap Presiden mengambil sikap.
"Undang-undang agar dilakukan cepat revisi, bila perlu Perppu dari Bapak Presiden, terima kasih," tandasnya.
Tiga Titik Lokasi
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera, mengkonfirmasi bahwa ada tiga titik lokasi ledakan bom di Surabaya, kemarin. Semuanya terjadi dalam rentang waktu satu setengah jam.
Ledakan pertama terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, Ngagel, Surabaya, pukul 06.30 WIB. Ledakan kedua terjadi di GKI Wonokromo yang terletak di Jalan Diponegoro, Surabaya, pukul 07.15 WIB. Ledakan ketiga terjadi di Gereja Panteskosta Pusat yang berada di Jalan Arjuna, Surabaya, pukul 07.53 WIB.
"Jumlah korban tewas terakhir 13 orang. Korban luka mencapai puluhan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen M Iqbal, Minggu (13/5).
Kapolri Tito Karnavian mengungkapkan pelaku bom gereja di Surabaya adalah satu keluarga. "Jadi pelaku diduga satu keluarga," ujarnya.
Satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak. Mereka adalah Dita Oepriarto (48), Puji Kuswati (43), beserta dua anak laki-laki Yusuf Fadhil (18) dan FH (16), serta dua anak perempuannya FS dan FR yang masih berumur 12 dan 9 tahun.