Gelar Sulinggih Ida Resi Alit Dilepas Usai Dinikahi Bule AS, Begini Kisah Mediksanya Diusia 21 Tahun

Suasana haru mengiringi upacara pernikahan Ida Pandhita Mpu Budha Maharesi Alit Parama Daksa, Jumat (17/8) malam.

Tribun Bali/M. Fredey Mercury
Ida Resi Alit atau Komang Widiantari dan Torin Logan menjalani prosesi upacara pernikahan di Banjar Tanggahan Tengah, Susut, Bangli, Jumat (17/8/2018) malam. 

Hampir selama 10 hari Komang Widiantari setelah itu tidak melaksanakan meditasi. Namun apa yang terjadi?

"Saat itu tityang sembahyang, nangis lalu teriak-teriak seperti orang kerahuan padahal tidak," ungkapnya kepada Tribun Bali, ketika itu.

Ia mengalami seperti kerauhan hingga pukul 01.00 Wita dini hari, lalu dinyatakan meninggal dunia.

Kulitnya saat itu sudah menguning, badannya kaku. Semua anggota keluarga menangis.

"Paman tityang lalu bilang, yen Komang hidup, tityang kal diksain (kalau Komang hidup kembali, akan kami diksa)," tuturnya mengikuti janji sang paman.

Akhirnya jari-jarinya bergerak, matanya hanya terbuka sedikit, tidak bisa mendengar, tidak bisa berkata, tidak berasa badan.

Saat itu, ia langsung dipindah ke kamar. Tidak dibolehkan untuk keluar rumah selama 10 hari.

Setelah kejadian itu, Komang Widiantari yang lahir 13 Maret 1986 ini lahir kembali (mediksa) pada 14 Maret 2007.

Tepat setelah ulang tahun welaka, besoknya ia lahir kembali sebagai orang suci saat umur 21 tahun.

Setelah 11 tahun menjadi sulinggih, dengan status sulinggih termuda di Bali, Ida Resi Alit harus melepas kesulinggihannya setelah memilih menikah. Ia pun kembali menjadi seorang walaka.

Diungkapkan Sukra, Komang Widiantari masih memiliki keinginan kuat untuk kembali menjadi sulinggih setelah menikah.

Namun, kata dia, diterima dan tidaknya kembali menjadi sulinggih tergantung keputusan Ida Nabe.

Sebarkan Ajaran Hindu

Setelah tidak lagi menjadi seorang sulinggih, Komang Widiantari nantinya berniat menjadi Dharma Duta (missionaris agama Hindu). Tugasnya adalah menyebarkan agama Hindu ke berbagai negara di belahan dunia.

Ini bukan merupakan hal baru, mengingat beberapa tahun terakhir, Komang Widiantari sudah melakukannya, saat masih menjadi sulinggih.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved