Liputan Khusus

Nasib Suram Penyanyi Pop Bali Kini, Produser Rekaman Tak Mau Kontrak

Sarinem Neha Nehi dan Kangwang Malu, itulah dua lagu yang menjadi sumber penghasilan utama artis pop Bali lawas, Bayu KW, hingga kini

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Dwi Suputra
(ilustrasi) AA Raka Sidan penyanyi pop Bali. 

Hal itu diungkapkan oleh AA Raka Sidan. Penyanyi pop Bali yang terkenal dengan lagunya yang berjudul Song Bererong  itu mengakui bahwa saat ini tidak ada produser yang mau mengontrak para penyanyi pop Bali.

"Kalau dulu production house (rumah produksi) itu masih bisa dapat income (pemasukan) dari penjualan kaset dan CD. Kalau sekarang, itu sudah tidak mungkin lagi," kata penyanyi asal Gianyar itu kepada Tribun Bali, Selasa (27/11).

Pria bernama lengkap AA Gede Raka Partana ini berpendapat, menjadi musisi atau penyanyi di era serba internet ini harus peka terhadap situasi dan perkembangan.

"Harus jeli melihat keadaan atau situasi, dan bagaimana menyikapi situasi tersebut. Dengan membaca situasi itu, dia mengeluarkan karya," kata Raka Sidan.

Raka Sidan menyebut media sosial (medsos) bisa menjadi tempat bagi eksistensi para musisi dan penyanyi pop Bali. Namun tampil di media sosial tidak serta merta bisa mendapatkan uang.

"Kalau income sekarang paling dari manggung-manggung, serta ada permintaan untuk membuatkan lagu," katanya.

Dengan kondisi demikian, Raka Sidan pun membuka diri untuk menerima tawaran dari para politikus yang memintanya membuatkan lagu, termasuk lagu kampanye Pilgub dan Pileg.

"Saya 10 tahun dekat dengan politikus. Artinya, saya cuma membuatkan lagu agar mereka dikenal saja. Tidak bisa menjamin mereka menang. Karena kan sekarang jumlah baliho dibatasi untuk kampanye, maka kampanye lewat lagu masih efektif menurut saya," kata Raka Sidan.

Penyanyi pop Bali yang terkenal dengan lagunya yang berjudul Somahe Bebotoh, Dek Ulik, juga mengatakan hal yang senada dengan Raka Sidan. Bahkan, Dek Ulik mengaku saat ini tidak terlalu mendapatkan keuntungan dari hasil karyanya.

Dek Ulik pun mengaku sudah bermain di Youtube, namun hasil yang didapat juga belum seberapa. Sebab, antara biaya membuat lagu, rekaman, dan video klip tidak sebanding dengan hasil yang didapat.

"Jadi sekarang kalau mikir untung rugi susah. Saya cuma ingin berkarya agar lagu Bali tetap eksis saja," kata istri dari Lolak Tigger Slank itu.

Dek Ulik merasakan betul perubahan saat ini dibandingkan zaman dulu ketika ia baru berkiprah menjadi penyanyi.

Zaman dulu, menurut Dek Ulik, orang yang bisa jadi penyanyi adalah yang punya bakat dan talenta. "Tapi sekarang, punya suara bagus dan bakat tidak cukup. Harus punya uang. Karena tidak ada produsernya. Kita berjalan sendiri sekarang," kata penyanyi asal Bitera, Gianyar ini.

Bayu KW berpendapat, karya-karya penyanyi pop Bali lawas masih lebih kuat daripada karya para penyanyi pop Bali yang muncul belakangan.

Selain dinilainya kurang memiliki karakter, menurut Bayu KW, banyak penyanyi pop Bali sekarang yang ikut-ikutan, sehingga akhirnya kurang dapat sambutan dari masyarakat, dan susah mendapatkan penggemar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved