105 Warga Terserang Diare, Dinkes Tabanan Tetapkan KLB Diduga Disebabkan Bakteri Air Minum
Kondisi I Ketut Yastini (33) tampak lemas ketika ditemui di rumahnya di Banjar Sandan, Desa Bangli, Baturiti, Tabanan, Selasa (15/1) pagi.
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ady Sucipto
“Makan minum biasa, nadak sakit kemudian mencret,” tuturnya.
Seorang warga Sandan lainnya, I Ketut Suartana (48), menduga penyebab dari diare yang ia derita karena air yang diminum.
Sebab, air minum yang bersumber dari salah satu mata air di desa setempat diminum secara langsung tanpa dimasak. Dan kegiatan tersebut sudah berlangsung sejak belasan tahun secara turun temurun.
“Saya belum tahu penyebabnya, perkiraaan saya kemungkinan itu (air). Karena saya dan warga lainnya di sini juga seperti itu, minum air dari keran langsung,” tuturnya.
Tapi, kata Suartana, saat ini kondisinya sudah mulai membaik ketimbang sebelumnya. Dia berharap gejala panas dingin, gemetar, sakit kepala tidak lagi terjadi pada tubuhnya.
“Sekarang sudah baikan, semoga saja tidak kenapa lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Surveilans dan Imunisasi, Dinas Kesehatan Tabanan, I Nengah Suarma Putra menegaskan, peristwa ini ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) lantaran jumlah kasus atau diderita oleh banyak orang dan terjadi secara beruntun.
“Kasusnya itu mulai dari Minggu sore sekitar pukul 18.00 Wita. saat itu banyak warga yang mengeluh sakit perut dan kemudian dibawa berobat ke seorang bidan bernama Ni Made Sulastri. Sehingga dengan ini kami nyatakan kasus ini merupakan KLB dan kejadian pertama kali di sini,” ungkapnya.
Dia menyebutkan, hingga Selasa (15/1) siang tercatat sudah ada 105 orang warga Banjar Sandan yang menderita diare.
Dengan rincian, 46 mengalami diare pada Minggu (13/1), pada Senin (14/1) ada 56 orang warga, dan hingga Selasa siang sudah jumlahnya berkurang tiga orang.
Dari jumlah tersebut, sembilan orang di antaranya sempat dirawat. Rinciannya, enam orang dirawat di Puskesmas Baturiti I, satu orang di klinik, rumah sakit swasta satu orang, dan satu orang di BRSU Tabanan.
“Dari ratusan itu juga ada yang sempat dan masih dirawat seperti di puskesmas, klinik, RS Semara Ratih, dan BRSU Tabanan. tapi kondisinya sudah mulai membaik,” katanya.
Suarma melanjutkan, setelah menerima laporan banyak warga yang mengalami diare pada Senin malam, Tim Gerak Cepat (TGC) Dinas Kesehatan langsung melakukan pengecekan dan penggalian informasi.
Dari penuturan semua warga yang menderita diare, diduga penyebabnya adalah air minum yang dikonsumsi warga setiap harinya karena berasal dari salah satu sumber mata air di desa setempat.
Warga mengkonsumsi air tersebut secara langsung tanpa dimasak sehingga menimbulkan kecurigaan adanya bakteri pada air minum.