Serba Serbi

6 Kala Ini Hadir di Jum'at Wuku Medangsia, Lihat Ala Ayuning Dewasanya

Dalam susunan kalender Bali dikenal istilah ala ayuning dewasa yang berarti baik-buruknya suatu hari dalam melakukan aktivitas atau kegiatan tertentu.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN BALI/I WAYAN SUI SUADNYANA
Kalender yang disusun oleh Alm. I Ketut Bangbang Gede Rawi dan putra-putranya dan buku Ala Ayuning Dewasa Ketut Bambang Gede Rawi yang ditulis oleh Ida Bagus Putra Manik Ariana dan Ida Bagus Budayoga 

2. Kala Suwung
Kala ini membawa padewasan yang jelek untuk segala jenis kegiatan dan upacara (Panca Yadnya).Kala Suwung muncul pada Soma Wuku Landep dan Wayang; Anggara Wuku Warigadean, Sungsang dan Menahil; Budha Wuku Tolu, Gumbreg, Pahang dan Merakih; Sukra Wuku Kelawu dan Watugunung; serta Saniscara Wuku Dungulan, Langkir dan Medangsia.

Tidak dijelaskan kala ini muncul pada Sukra Wuku Medangsia.

3. Kala Temah
Kala Temah sendiri dipercayai sebagai hari yang tidak baik untuk dewasa ayu. Kehadirannya lumayan sering dalam sistem padewasan yakni pada Redite Wuku Medangsia, Pujut, Kulawu dan Dukut; Soma Wuku Sinta, Landep, Tolu, Wariga, Warigadean, Julungwangi, Langkir, Pahang, Medangkungan, Menail, Watugunung; Anggara Wuku Ukir, Sungsang, Kuningan, Krulut, Tambir; Budha Wuku Kulantir, dan Dunggulan.

Selain itu hadir pula pada Wraspati Wuku Ukir, Tolu, Sungsang, Kuningan, Krulut, Tambir; Sukra Wuku Ukir, Tolu, Julungwangi, Langkir, Pahang, Medangkungan, Menail, Watugunung; serta Saniscara Wuku Ukir, Medangsia, Pujut dan Dukut.

4. Kala Buingrahu
Kemunculan Kala Buingrahu membawa padewasan jelek untuk mengatapi bangunan.

Meski kurang baik untuk kegiatan mengatapi bangunan, kemunculan Kala Buingrahu baik untuk membakar citakan (bakalan bata dan genting).

Kala Buingrahu ini muncul pada Redite Wuku Warigadean, Medangsia, Uye dan Watugunung; Soma Wuku Kelurut dan Bala; Anggara Wuku Wariga Langkir, Matal, dan Dukut; Budha Wuku Wariga, Langkir dan Matal.

Selain itu muncul pada Wrespati Wuku Ukir, Kerulut, dan Bala; Sukra Wuku Gumbreg, Warigadean, Kuningan, Medangkungan, Uye, Bala, Kelau dan Watugunung; serta Saniscara Wuku Kilantir, Ugu, dan Landep.

5. Kala Beser
kemunculan Kala Beser sebagai pantangan untuk membuat bendungan, empang, kolam, terusan sungai dan sebagainya.

Namun kehadiran Kala Beser baik untuk membuat atau mengasah taji, membuat senjata perang dan lain-lain.

Kehadiran Kala Beser, selain pada Anggara Sungsa juga hadir pada Minggu (Redite) Wuku Bala; Senin (Soma) Wuku Kulantir, Langkir dan Merakih; Anggara Wuku Sinta, Tolu, dan Dungulan; Rabu (Budha) Wuku Kelawu; Kamis (Wrespasti) Wuku Landep dan Matal; Jum'at (Sukra) Wuku Wariga, Medangsya, dan Watugunung; serta Sabtu (Saniscara) Wuku Sinta.

6. Semut Sedulur (Kala Sadulur)
Berdasarkan konvensi Wariga, Kala Katututan yang lebih lumrah disebut dengan Semut Sadulur, muncul dalam gabungan Wewaran Panca Wara dan Sapta Wara apabila urip (neptu) gabungannya menunjukan jumlah 13 berturut-turut.

Kemunculan Kala Katututan (semut Sadulur) ini tidak baik untuk upacara Pitra Yadnya (atiwa-tiwa), sedangkan baik untuk mulai usaha, berdagang dan sebagainya yang berhubungan dengan perekonomian.

Semut sedulur jatuh pada Sukra Pon (7+6=13, Sukra Wage (4+9=13) dan Redite Kliwon (8+5=13). (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved