Hari Raya Nyepi
Melasti di Tanah Lot Jadi Daya Tarik Wisatawan
Ribuan warga dengan mengenakan pakaian adat ke pura tumpah ruah memenuhi areal Pura Tanah Lot, Tabanan, Bali,
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Ida Ayu Made Sadnyari
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN – Ribuan warga dengan mengenakan pakaian adat ke pura tumpah ruah memenuhi areal Pura Tanah Lot, Tabanan, Bali, Senin (4/3/2019) sore.
Mereka menggelar ritual melasti atau penyucian bhuana agung dan bhuana alit yang biasanya dilaksanakan beberapa hari sebelum Hari Raya Nyepi.
Setidaknya ada sekitar 10 Desa yang melasti ke Tanah Lot.
Menurut pantauan, selain menjadi ritual suci bagi umat Hindu, melasti juga menjadi suatu momen yang unik dan jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Hal tersebut terlihat saat warga desa pekraman Beraban melaksanakan prosesi upacara melasti ke kawasan wisata yang terkenal di Tabanan ini, para wisatawan tampak tak henti-hentinya mengabadikan momen iringan warga yang berpakaian adat membawa pratima menuju Pantai Tanah Lot.
"Ada sekitar 10 Desa yang melasti ke sini (Tanah Lot)," ujar Pemangku Gede Pura Luhur Tanah Lot, Jro Mangku Wayan Semudra Yasa saat dijumpai, Senin (4/3/2019).
Jro Mangku Semudra melanjutkan, saat proses melasti, warga yang membawa pratima dan benda-benda sakral lainnya juga menyelupkan kakinya ke perairan sebagai simbol penyucian agar pelaksanaan Hari Raya Nyepi berlangsung tenang dan damai. Prosesi penyucian ini meliputi dua hal, yakni “bhuana agung” atau alam semesta dan “bhuana alit” yang diterjemahkan sebagai jiwa raga. Masing-masing pura tersebut membawa pratima.
"Melasti sudah dimulai dari pukul 20.00 Wita kemarin (Senin). Sekarang, semua upakara sudah puput (selesai), ini Desa Beraban jadi penutup hari ini," tandasnya.
Sementara itu, Manajer Operasional DTW Tanah Lot, I Ketut Toya Adnyana mengatakan, khusus untuk melasti yang digelar Desa Beraban, prosesi dimulai sekitar pukul 15.00 Wita dengan berjalan kaki dari Pura Bale Agung sebagai tempat berkumpulnya seluruh pratima dari seluruh pura yang ada di kawasan Desa Pakraman Beraban, menuju pantai Tanah Lot.
Prosesi Melasti Desa Pekraman Beraban Tanah Lot setidaknya melibatkan ribuan warga dari lima belas banjar adat atau dusun dalam satu Desa Pakraman Beraban, sehingga sangat semarak dan menarik perhatian wisatawan.
"Bahkan sore ini (kemarin-red), Tanah Lot dipenuhi oleh umat Hindu yang melaksanakan ritual pemelastian dan sempat terjadi kemacetan sepanjang jalur Tanah Lot," ujar Toya.
Dengan adanya prosesi Melasti Desa Pakraman Beraban, kata dia, jalan dari sebelah utara Desa Pakraman Beraban ke arah selatan sampai Tanah Lot sempat ditutup untuk sementara sampai pemelastian tiba di pantai Tanah Lot.
Sehingga untuk para pengunjung yang berada di Tanah Lot belum bisa meninggalkan DTW Tanah Lot, begitu juga sebaliknya untuk pengunjung yang menuju ke DTW Tanah Lot belum bisa melintas sampai pemelastian tiba di pantai.
Dia melanjutkan, juga sudah dari awal mengantisipasi pengunjung dan arus lalu lintas terkait prosesi pemelastian.
Karena hari itu (kemarin) dari pagi hari iring-iringan pemelastian dari daerah lain juga sudah mulai berdatangan.