Harganya Bisa Mencapai Rp 500 Ribu per Kilo, Buah Ceplukan nan Mungil Ini Ternyata Kaya Manfaat, lho
Mungkin sebagian besar masih asing dengan buah ceplukan yang nyatanya punya banyak manfaat untuk kesehatan
TRIBUN-BALI.COM - Pernahkah kamu mendengar nama buah ceplukan?
Mungkin sebagian besar masih asing dengan buah ceplukan yang nyatanya punya banyak manfaat untuk kesehatan.
Sempat diabaikan, siapa sangka kini buah ceplukan justru diburu bahkan menjadi salah satu buah mahal yang harga jualnya bernilai fantastis!
Di Brunei sebijinya bisa dihargai Rp 10 ribu.
Sementara di mal di kota besar di Jakarta sekilonya mencapai Rp 500 ribu.
Di Indonesia ceplukan ini bisa dijumpai di banyak daerah.
Tanaman ini tumbuh liar di lahan kosong, pekarangan rumah, atau tempat lain yang tanahnya tidak becek, baik di dataran rendah maupun tinggi.
Baca: Moncong Senjata Pemberontak Tewaskan Anggota Kopassus, Ini Curhatan Pilu Sang Kekasih Serda Yusdin
Baca: Seleksi Pemain Muda dan Hiburan Artis Ibu Kota Serangkaian Festival Bali United 2019
Di Bali dikenal dengan ciciplukan, sedangkan di Madura dikenal dengan nyor-nyoran.
Lain lagi di Jawa Barat (cecenetan), di Jawa Tengah (ceplukan), dan masih banyak lagi nama daerah lainnya.
Terna semusim yang tingginya hanya 10-80 cm ini bukan tanaman asli Indonesia.
Tanaman ini berasal dari Amerika tropika.
Ia didatangkan oleh orang Spanyol pada zaman penjajahan abad XVII, ketika orang VOC masih merajalela bersaing dengan orang Spanyol dan Portugis menjajah bangsa kita.
Diduga yang berkenalan pertama kali dengan tanaman bawaan ini ialah orang Maluku (yang menyebutnya daun boba), dan Minahasa (yang menyebutnya leietokan), karena merekalah yang pertama kali dilanda penjajah Spanyol dari Filipina.
Dari Maluku, ada yang kemudian mengenalkannya ke Jakarta (sebagai cecenet), Jepara (sebagai ceplukan), Bali (keceplokan), dan Lombok (dededes).
Baca: ASN Dikeroyok Ayah dan Anak Hingga Tewas, Istri: Saya Kuatkan Iman Anak Saya Untuk Terima Kenyataan
Baca: RSUD Mangusada Layani Puluhan Pasien IGD dan 7 Pasien Melahirkan saat Nyepi
Dari Jakarta baru diperkenalkan ke Sumatra Timur (sebagai leletop).
Sampai sekarang jenis peruviana ini masih terkenal sebagai cape gooseberry.
Dengan nama ini, buah asam manis itu kini juga jadi favorit orang Amerika.
Tapi mereka sendiri mampu menghasilkannya sebagai tanamah hortikultura rakyat di negeri mereka sendiri.
Penyelamat prajurit Romawi
Sebagai herba menahun, tanaman dari suku terung-terungan Solanaceae ini tumbuh tegak, bercabang cukup banyak, yang berambut pendek.
Kalau tumbuhnya terlalu subur, sering cabangnya tidak mampu menahan beban daun dan buahnya yang bergelantungan banyak sekali, sampai mudah patah.
Bunganya yang muncul di ketiak daun berwarna putih kekuning-kuningan.
Baca: Breaking News: Perusahaan ini Akan Buka 2.000 Lowongan Kerja di Banyuwangi, Karyawan Akan ke Swiss
Baca: Komang Sudarmi Lahirkan Putri Ketiga saat Nyepi
Dari bunga ini kemu dian tumbuh buah yang bentuknya mirip lentera, menggantung dengan warna hijau muda.
Apa yang tampak dari luar itu sebenarnya hanya kulit buah yang agak transparan.
Di dalamnya mula-mula masih berongga, tapi kemudian terisi oleh bulatan buah yang sebenarnya, berupa berry (buah buni). Buah dalam kulit ini bisa dimakan, kalau kulitnya sudah menguning layu.
Mula-mula terasa agak getir, tapi kalau memang sudah masak akan terasa manis agak keasam-asaman.
Enak juga, tapi kalau dimakan terlalu banyak, bisa menyebabkan orang yang bersangkutan mabuk.
Dalam buku Plantes Medicinalis karangan dua pakar botani Prancis, Volak dan Jiri Stoduca, dikisahkan bahwa ceplukan sudah dikenal oleh orang Romawi zaman kejayaan mereka menjajah bangsa-bangsa Timur.
Dalam pertempuran di Iran Selatan, banyak prajurit Romawi yang menderita luka parah karena senjata tajam.
Baca: Warung Sembako di Denpasar Terbakar saat Nyepi, Pasutri Alami Luka Bakar
Baca: BREAKING NEWS! Hujan Batu-Batu Besar di Jalan Raya Ruteng-Labuan Bajo, 8 Orang Tewas Tertimbun
Untuk mengobati luka itu, mereka memakai tanaman obat tradisional yang terdapat di sekitar daerah pertempuran.
Salah satu di antaranya ialah ceplukan itu yang ternyata mujarab sekali.
Daunnya setelah dilumatkan ditempelkan pada luka, dan orang yang bersangkutan juga memakan buahnya. Lukanya cepat sembuh.
Mereka begitu kagum akan kehebatan khasiat tanaman itu, sampai mereka menyebutnya physalis (penyelamat).
Kata itu kemudian dijadikan kata sandi bagi pertempuran berikutnya.
Sejumlah tanaman dan buahnya dibawa pulang ke Roma, sampai kemudian menjadi tanaman obat terkenal di seluruh dunia zaman itu.
Sampai sekarang, tanamannya menyandang nama marga Physalis.
Baca: Warga Paris Masuk DPT, Ini Penjelasan KPU Tabanan, Bawaslu: 6 DPT WNA Tersebar
Baca: Hujan Mengguyur saat Nyepi, Jalan Sega-Bunutan Tertutup Longsor
Berdasarkan hasil analisis berabad-abad kemudian, ternyata buah tanaman itu mengandung vitamin C yang relatif tinggi, melebihi buah anggur.
Diduga, itulah biang keladi penyebab daya penyembuhan luka yang begitu besar, seperti yang dialami para prajurit Romawi di pertempuran Iran dulu.
Khasiat dan Manfaat Ceplukan
Ceplukan dapat dimanfaatkan sebagai antihiperglikemi, antibakteri, antivirus, imunostimulan dan imunosupresan (imunomodulator), antiinflamasi, antioksidan, analgesik, dan sitotoksik.
Juga sebagai peluruh air seni (diuretic), menetralkan racun, meredakan batuk, mengaktifkan fungsi kelenjar-kelenjar tubuh dan anti tumor.
Khasiat tanaman herbal ceplukan sebagai obat tradisional untuk mengobati berbagai macam penyakit berikut.
1. Diabetes mellitus
Ambil pohon ceplukan yang sudah berbuah cabut sampai akarnya, cuci bersih, layukan, setelah layu rebus dengan 3 gelas air hingga airnya tinggal 1 gelas, saring dan diminum 1 x sehari.
2. Sakit paru-paru, batuk rejan (pertusis), bronchitis (radang saluran napas), gondongan (paroritis), pembengkakan buah pelir (orchitis)
Ambillah pohon ceplukan lengkap dari pohon, buah, daun, batang dan akarnya, cuci bersih, rebus dengan 3 – 5 gelas air hingga mendidih, saring, minum 3 x sehari 1 gelas setiap kali minum.
Baca: Jersey 2019 Dipamerkan di Bali United Festival 16 Maret, Ada GIGI hingga Cita-Citata
Baca: Buah Hati Jadi Motivasi Miftahul Hamdi Berlaga Bersama Bali United
3. Ayan
Ambil 8 – 10 buitr buah ciplukan yang sudah masak. Dimakan setiap hari secara rutin.
4. Borok
Ambil 1 genggam daun ciplukan tambah 2 sdm air kapur sirih, tumbuk sampai halus, kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.
5. Bisul
Ambil daun ceplukan sebanyak 1/2 genggam dicuci bersih lalu digiling halus. Tempelkan pada bisul, lalu dibalut. Diganti 2 kali sehari.
6. Influenza dan Sakit Tenggorokan
Tumbuhan ceplukan (semua bagian) yang sudah dipotong-potong seukuran 3-4 cm dijemur, lalu dibungkus agar tidak lembab lagi.
Kemudian ambil kira-kira sebanyak 9-15 gram direbus, airnya diminum.
Lakukan sebanyak 3 kali sehari, atau sesuai kebutuhan dan atau petunjuk resep.
Kalau kamu sendiri pernah mencoba buah unik ini gak? (*)
Artikel ini telah tayang di Grid.ID dengan judul Mengenal Ceplukan, Buah Bernilai Fantastis yang Dulu Diabaikan Namun Kaya Manfaat