Bali United
Saatnya Taklukkan Rival Abadi! Laga Pamungkas Bali United VS Bhayangkara FC Berebut Juara Grup
Pertemuan Bali United kontra Bhayangkara FC selalu dinanti publik Bali. Bhayangkara FC sudah menjadi rival abadi Bali United
Penulis: Marianus Seran | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, BEKASI - Pertemuan Bali United kontra Bhayangkara FC selalu dinanti publik Bali.
Bhayangkara FC sudah menjadi rival abadi Bali United.
Kini saatnya Serdadu Tridatu untuk pertama kali menaklukkan tim bentukan Polri ini.
Bali United akan bersua Bhayangkara FC pada laga pamungkas Grup B Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/3/2019) malam.
Pertemuan ini tak hanya memperebutkan posisi juara grup dan tiket ke babak 8 besar, tapi juga mempertaruhkan gengsi dan reputasi.
Dalam lima pertemuan, Bali United memiliki rekor sangat buruk melawan Bhayangkara FC.
Tak sekali pun tim kebanggaan Bali ini bisa menang atas The Guardian.
Baca: Pecalang Bakal Dilatih Polisi, Dibuatkan Asosiasi hingga Tingkat Provinsi
Baca: Rp 700 Juta Hanya Selesai Pondasi Pura, Pemugaran Pura Dadia Arya Kenceng di Desa Sakti
Bahkan dua kali mengalami kekalahan di kandang, Stadion Kapten Wayan Dipta, Gianyar.
Sejarah pun mencatat, Bali United sudah pernah mengalahkan tim-tim legendaris seperti Persib Bandung, Persija Jakarta, Arema FC, PSM Makassar, hingga Persipura Jayapura.
Hanya Bhayangkara FC satu-satunya tim yang belum bisa ditaklukkan Fadil Sausu cs.
Kini saatnya Bali United mengakhiri rekor buruk tersebut.
Dengan performa yang terus menanjak di bawah arahan Coach Stefano Cugurra Teco, Serdadu Tridatu memiliki peluang besar untuk menang.
“Bhayangkara merupakan tim bagus. Mereka juga dua kali menang sama Bali. Pastinya besok (hari ini, red) kita akan kerja keras dan habis-habisan untuk mendapatkan tiga poin,“ kata gelandang Bali United, Taufiq, Rabu (13/3/2019).
Salah satu faktor kunci kesulitan Bali United mengalahkan Bhayangkara FC dalam dua musim sebelumnya adalah sosok Paulo Sergio.
Baca: Instagram dan Facebook Gangguan Saat Ini, Topik Ini Ramai di Twitter
Baca: Termehek-mehek Divonis 5 dan 6 Tahun, Murniati & Wartini Terbukti Korupsi Dana PNPM-MP Rp 1,9 M
Pemain asal Portugal ini menjadi kekuatan utama The Guardian.
Namun sekarang Paulo Sergio sudah menjadi milik Bali United.
Artinya, kartu As sang rival kini berbalik menjadi senjata bagi Serdadu Tridatu.
Senjata pamungkas untuk menaklukkan sang mantan.
Dua musim membela Bhayangkara FC, membuat Paulo Sergio tahu isi luar dalam tim ini.
Apalagi tidak begitu banyak perubahan setelah ditinggal pergi di akhir 2018 lalu.
"Saya tidak menonton dengan baik laga mereka lawan Mitra Kukar. Tapi saya tahu mereka berbahaya dalam serangan balik. Kami baru saja melihat mereka di lapangan ketika kami tiba di stadion," ujar Paulo Sergio kepada Tribun Bali, tadi malam.
Menurut dia, faktor yang membuat tim juara Liga I Indonesia 2017 ini berbahaya karena memiliki pemain pemain yang cepat.
“Saya tidak tahu kualitas mereka setelah ditinggal pelatih Simon MCmenemy ke Timnas Indonesia senior. Tapi mereka memiliki pemain muda yang berkualitas," jelasnya.
Baca: Facebook dan Instagram Gangguan Sejak Semalam, Akibat Serangan DDos? Ini Penjelasan Resminya
Baca: 9 Seleb Korea Terseret Skandal Seungri BIGBANG, dari Jung Joon Young hingga Kang Daniel
Ini akan jadi pertemuan pertama Sergio dengan sang mantan.
"Saya senang akan bertemu klub (terakhir yang saya bela). Kami sangat respect dengan semua lawan di grup ini," ujarnya.
Saling Intip
Sebelum laga panas malam ini, tim pelatih Bali United dan Bhayangkara FC sudah saling intip kekuatan.
Alfredo Vera mengintip Bali United saat hadapi Semen Padang.
Sebaliknya Coach Teco mengintip Bhayangkara FC vs Mitra Kukar.
Teco mengatakan mengintip kekuatan lawan agar bisa mempersiapkan taktikal lawan Bhayangkara FC.
"Biasa dalam sepak bola kita harus nonton kekuatan lawan sebelum bertanding. Kita nonton agar kita lebih siap. Kita sudah tahu kekuatan dari lawan," tegas Teco, kemarin.
Terkait apakah ada perubahan taktikal atau tidak, karena Bali United telah lolos grup, Teco mengatakan pasti ada perubahan.
Setiap pertandingan, kata dia, pasti akan berbeda.
Apalagi jadwal pertandingan sangat dekat.
Baca: Meniru 8 Rutinitas Pagi Para Orang Sukses, Yuk Terapkan Perubahan Kecil Ini dari Sekarang!
Baca: Termakan Isu Kiamat, Warga Ponorogo Jual Tanah dan Rumahnya Rp 20 Juta, Bupati Geleng-geleng Kepala
"Kita lihat nanti. Saya masih punya satu latihan untuk lihat semua pemain. Saya juga harus bicara dengan semua pemain. Karena setelah laga kemarin waktu terlalu dekat, hanya dua hari langsung bermain lagi. Lihat lagi kondisi semua. Ada yang capek atau cedera mungkin tidak main," jelas Teco.
Teco menegaskan, pemain Bali United telah berjuang lolos 8 besar.
Tapi tim tetap membidik juara grup.
"Kalau juara grup nanti kita bisa bermain di Bali, pasti sangat bagus bagi tim," ujarnya.
Dalam laga ini, Teco masih akan mempercayai materi serupa kontra Semen Padang.
Karena butuh seri Teco akan menurunkan pemain yang memiliki kecepatan dan daya tahan tubuh yang kuat.
Lini belakang, akan kembali ditempati kiper Wawan Hendrawan, bek Andhika Wijaya, Willian Pacheco, Leonard Tupamahu, dan Michel Orah.
Sementara di lini gelandang, Brwa Nouri, Fadil Sausu, dan Paulo Sergio masih menjadi pilihan utama.
Sergio menjadi playmaker tim.
Untuk penyerang, Miftahul Hamdi, Melvin Platje, dan Irfan Bachdim.
Hamdi akan diturunkan sejak babak pertama karena cukup efektif dalam laga kontra Semen Padang meski hanya tampil delapan menit.
Baca: Lahir Kamis Pon Uye, Tajam Hatinya, Begini Kehidupannya
Baca: Fenomena Air Sawah Mendidih di Purbalingga, Apa yang Terjadi?
Di sisi lain, materi pemain gelandang seperti Sutanto Tan dan Taufiq, akan menjadi alternatif jika ingin mempertahankan hasil seri atau keunggulan.
Sementara Bhayangkara FC akan ditinggal beberapa pemain ke tim nasional.
Bhayangkara FC saat ini menjadi penyumbang terbanyak di tim nasional baik U-23 maupun senior.
Tercatat delapan pemain Bhayangkara FC harus mengikuti training camp (TC) bersama timnas U-23 Indonesia dan timnas senior.
Mereka antara lain Awan Setho Raharjo, Nurhidayat, Bagas Adi Nugroho, Sani Rizki Fauzi, TM Ichsan, dan Mahir Radja.
Kemudian dua pemain sedang bergabung dengan TC timnas Indonesia di Australia yaitu Alsan Sanda dan Wahyu Subo Seto.
"Jadi kondisi di Bhayangkara memang boleh dibilang krisis pemain. Tetapi krisis pemain bukan karena apa, memang karena kami memberikan kesempatan untuk memperkuat timnas," ujar Manajer Bhayangkara FC, Sumardji, kemarin.
Kendati ditinggal beberapa pilar penting, The Guardian tetap optimistis menembus babak delapan besar Piala Presiden 2019.
"Masih ada pemain yang bisa kami andalkan. Saya kira peluang Bhayangkara di Piala Presiden ini masih memungkinkan untuk bisa melaju ke lebih tinggi lagi, lebih atas lagi," kata Sumardji menambahkan.
Skuat asuhan Angel Alfredo Vera sementara ini berada di peringkat kedua klasemen Grup B dengan koleksi enam poin, sama dengan Bali United yang memimpin klasemen sementara.
Demi memastikan diri lolos delapan besar, Bhayangkara FC harus memenangi pertandingan untuk menjadi juara Grup B. Sedang Bali United cukup bermain imbang.
Namun, Bhayangkara juga bisa mengambil keuntungan runner-up terbaik jika bermain imbang kontra Serdadu Tridatu.
Jika laga berakhir imbang, kedua tim sama-sama lolos ke 8 besar. (*)