Pemkab Badung Tanam 10 Bibit Mangrove Langka, Pelepasliaran Elang, Kura-kura, Biawak & Bulus
Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Badung yang Pro Environment, ditunjukkan secara riil melalui aksi tanam mangrove
Penulis: Rino Gale | Editor: Irma Budiarti
Bukan hanya itu, komitmennya terkait kebijakan Pro Environment juga akan terus dikembangkan.
Baca: Gadis 22 Tahun Lakukan Ritual Satanic, Awalnya Hubungan Seks Lalu Dimutilasi, Bibi Korban Ungkap Ini
Baca: Begini Suasana Hati Para Pemain Real Madrid Menyambut Kembalinya Zidane ke Klub Tersebut
Yaitu dengan melakukan reboisasi di daerah aliran sungai di hulu bersama dengan pekaseh subak.
"Mangrove merupakan salah satu paru-paru dunia, jadi harus kita jaga. Kebijakan Pro Environment ini adalah komitmen kita sedari awal, jadi kita awali dulu di daerah pesisir (hutan mangrove), nanti kita akan telusuri juga ke hulu untuk melakukan reboisasi," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLHK) Kabupaten Badung, I Putu Eka Merthawan menerangkan, kegiatan tersebut merupakan inovasi nyata dari Bupati Badung, yang mengadopsi konsep Badung darurat berbenah.
Yang kali ini terfokus pada prinsip kabupaten Badung, yaitu Badung Pro-Environment (peduli lingkungan) dengan berbasis pada suistainable, development, goals terfokus.
Baca: Kondisi Terkini Vanessa Angel Makin Memprihatinkan di Penjara, Derita Sakit Ini & Sangat Kesepian
Baca: Download 10 Lagu MP3 Yang Cocok Untuk Didengarkan Dan Menginspirasi Saat Senja
"Terselengaranya program ini berkat sinergitas lintas OPD Badung dengan komponen masyarakat, yaitu Dinas PUPR, DLHK, Pol PP, Dinas Damkar, bagian SDA, bagian umum, bagian perwat, Humas dan Camat Kuta. Adapun kelompok masyarakat yang bersinergi adalah kelompok Nelayan Prapat Agung Mangening Patasari Kuta dan Krisna Oleh-oleh Bali," terang Eka Merthawan.
Lokus penanaman 5.000 bibit mangrove tersebut terbagi menjadi 2 kawasan.
Yaitu zona barat sebanyak 2.000 pohon mangrove jenis lindur dan tanjang, dengan penangunggjawab seluruh staff DLHK Badung.
Sedangkan zona timur sebanyak 3.000 pohon mengrove jenis lindur, tanjang, tengeh dan jangkang, dengan penannggungjawab seluruh ASN, OPD dan komponen masyarakat Kuta.
Di mana bibit pohon mangrove dan pirantinya tersebut seluruhnya berasal dari kelompok nelayan Prapat Agung Mangening Patasari, di bawah pembina I Gusti Anom Gumanti.
"Diharapkan pohon ini bisa hidup sekitar 70-80 persen dengan perawatan dari nelayan. Jika dibandingkan di tempat lain harapan hidupnya hanya 10 persen," ujarnya.(*)