Dagangan Warga Rusak hingga Hanyut, Hujan Deras Empat Jam Sebabkan Banjir di Moding Kaja
Lima KK (Kepala Keluarga) di Moding Kaja Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana, terkena dampak banjir
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Lima KK (Kepala Keluarga) di Banjar Moding Kaja, Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, Jembrana, terkena dampak banjir.
Hujan deras yang mengguyur, Sabtu (30/3/2019) malam, terjadi selama empat jam lebih hingga menyebabkan banjir.
Akibatnya, tak sedikit kerugian yang dialami warga karena air begitu cepat menggenangi rumah warga.
Salah seorang warga yang terkena banjir, Made Sedana (65) mengaku merugi cukup banyak.
Terutama bahan pokok yang ia jual, seperti beras rusak.
Baca: Pengakuan Pelaku Narkoba Usai Dipamerkan di CFD Renon, Saya Malu, Janji Tidak Mengulanginya Lagi
Baca: Anjing dan Kucing Tak Boleh Keluar Masuk Bali Melalui Pelabuhan Gilimanuk, Ada Denda Jika Melanggar
Ia bahkan merugi hingga Rp 5 juta.
"Beras, barang dagangan toko, gula, tepung, rusak semua," ucapnya, Minggu (31/3/2019) kepada Tribun Bali.
Dituturkan, hujan deras yang mengguyur Sabtu malam itu menyebabkan toko kelontong miliknya kemasukan air setinggi hampir 100 sentimeter.

Hal ini menyebabkan barang dagangannya yang berada di lantai terendam air.
"Ya kami jemur ini, kalau masih bisa dijual, ya dijual. Tapi beras kena air kan basah, sudah pasti rusak. Semoga saja dapat bantuan dari pemerintah. Rugi banyak soalnya," ungkap Sedana.
Baca: Antoine Griezmann Bikin Panas Manajemen Klub Barcelona, Mengapa?
Baca: Teco Minta Regulasi PSSI Harus Pro Pemain Muda
Sementara itu, Nengah Usadi (50), warga yang juga terkena dampak banjir mengaku hujan turun sejak pukul 20.00 Wita, Sabtu (30/3/2019).
Hujan deras sempat berhenti sejenak, sebelum akhirnya turun lagi, hingga puncaknya sekitar pukul 23.30 Wita.
"Tiba-tiba air besar dari utara masuk ke rumah (selatan). Akhirnya saya mencabut semua cuk kabel tv dan kulkas," jelasnya.

Ia bahkan membunyikan kentongan karena banjir sudah hampir setinggi 100 sentimeter.
"Saya bunyikan kentongan, banyak warga yang keluar. Banjir baru surut sekitar dua jam setelahnya," ungkapnya.
Baca: Bupati Anas dan Dirut Bank Mandiri Lepas Seribu Pelari Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019
Baca: Gelar Konpers di CFD Renon, Kapolresta Denpasar Pastikan Akan Tindak Tegas Pelaku Narkoba
Usadi menambahkan, ia mengalami kerugian kurang lebih hampir Rp 2 juta.
Selain tembok penyengker jebol, motornya mogok, baju-bajunya basah, kasur, dan barang dagangannya juga beberapa rusak karena banjir.

"Yang paling parah itu saat ini, dulu kalau selutut sering. Ya faktornya, karena daerah sini daerah rendah di banding daerah lain, Banjar Moding Kaja," paparnya.
Di bagian lain, Kepala Lingkungan Banjar Banjar Moding Kaja, Ketut Dwi Antara menyatakan, solusi untuk mengatasi banjir adalah warga banjar akan membuat jalan air (got).
Baca: Petenis Putri Australia Ini Menjuarai Miami Open Sekaligus Masuk Peringkat 10 Besar WTA
Baca: Penegasan Teco Soal Liga I Indonesia Digulir Awal Mei, Tim Pelatih Butuh Jadwal Secepatnya
Ini agar air dari utara tidak lagi menggenang, dan langsung mengalir ke aliran lainnya menuju ke sungai.
"Nanti akan membuat saluran air lagi dan langsung dibuang ke selokan," jelasnya.
Ia menyebut, kerugian yang dialami warga antara lain dua tembok penyengker rumah jebol, alat-alat rumah tangga ada yang hanyut.
Bahkan, ada warga pengusaha jual beli kelapa butiran, bernama Kedul, sekitar 3.000 butir kelapa dagangannya hanyut.
"Sekarang dalam proses pencarian di tegalan dan rumah tetangga. Kelapanya hanyut soalnya," bebernya. (*)