Laut Pengambengan Tercemar Limbah Pabrik Pengolahan Tepung Ikan
Warga Banjar Ketapang Lampu, baik anak-anak hingga orang dewasa, menutup mukanya dengan masker karena tak tahan bau menyengat akibat limbah pabrik
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Bahkan limbah pabrik dikeluarkan melalui pipa dan langsung dibuang ke laut.
Baca: Keluarganya Beda Pilihan Politik, Hanya Anang Hermansyah Sendiri Yang Tak Dapat Undangan Nyoblos
Baca: MoU Kerja Sama Pemkot dengan Tiga Negara Masih Akan Didiskusikan dengan Kemendagri
Pipa itu berada di tumpukan batu dengan diameter sekitar 50 hingga 70 sentimeter.
Dampaknya, antara limbah yang keluar dengan air laut pun tampak tidak bisa menyatu.
Terlihat jelas limbah pabrik mencemari air laut.
Apalagi, baunya juga cukup menyengat.
Saat Tribun Bali mendatangi pabrik BBM, tidak ada satu pun pihak yang bisa ditemui.
Pabrik tampak sepi dan hanya terlihat truk terpakir.
Di pos penjagaan sekitar pukul 14.00 Wita pun tampak sepi.
Tribun Bali hanya bertemu seorang pekerja.
Ia mengatakan tidak ada pihak manajemen yang ada di lokasi pabrik siang itu.
Baca: Tangis Pilu Nabila Bocah Perempuan yang Videonya Viral karena Dibully Temannya Terkait Soal Sepatu
Baca: Lecut Bachdim! Yakin BU Lolos Semifinal Piala Indonesia, Optimistis Kalahkan Persija Jakarta
Sedangkan saat dikonfirmasi lewat telepon selular, pemilik pabrik yang biasa dipanggil warga Pak Koko belum bisa dihubungi.
Tribun Bali mencoba menghubungi melalui pesan singkat maupun sambungan telepon, namun tak direspons.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Pengambengan Samsul Anam mengaku belum mendapat laporan dari warganya.
Namun, ia mengamini bahwa limbah tidak boleh langsung dibuang ke laut.
"Kalau ada laporan dari warga pasti saya tembuskan ke Dinas LH (Lingkungan Hidup)," ungkapnya, kemarin.