Abu Vulkanik Sempat Terdeteksi di Bandara Ngurah Rai, Namun Operasional Tetap Berjalan Normal
Stakeholder Bandara I Gusti Ngurah Rai menggelar koordinasi bersama terkait erupsi Gunung Agung dini hari tadi
Penulis: Zaenal Nur Arifin | Editor: Irma Budiarti
Paparan abu cukup tebal terpantau oleh warga di seputaran lingkungan Kemuning, Semarapura sekitar pukul 05.00 Wita.
Abu vulkanik jelas tampak menempel di kendaraan dan dedaunan.
Paparan abu vulkanik yang cukup tebal seperti saat ini, terakhir terjadi di Klungkung saat massa krisis Gunung Agung di akhir tahun 2017 silam.
Baca: Prasetya Pilih Fokus untuk Solo, Awali Karir Lewat Satu Kali Lagi
Baca: Ronaldo Pecahkan Rekor & Jadi Raja 3 Negara Usai Juventus Juara Liga Italia
"Hujan abunya cukup tebal. Seperti awal-awal letusan Gunung Agung tahun 2017 lalu," ungkap Putu Mirayanti, warga Kota Semarapura.
Laporan paparan hujan abu juga terpantau hingga wilayah Banjarangkan.
Sementara, hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Agung masih berstatus level III (Siaga).
Letusan (21/4/2019), terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 25 mm dan durasi ± 2 menit 55 detik.

Letusan dengan itensitas kecil pun, masih kemungkinan terjadi sewaktu-waktu.
Sehingga PVMBG masih mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak berada, tidak melakukan pendakian dan tidak melakukan aktivitas apapun di Zona Perkiraan Bahaya, yaitu di seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.
Baca: Mengenal Scala Santa di Kota Roma, Tangga Suci dan Tetes-tetes Darah Yesus
Baca: Petrus Golose Raih Doctor Honoris Causa dari Unud, Doktor Kehormatan Pertama bagi Kapolda Bali
Zona Perkiraan Bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data ppengamatan Gunung Agung
Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan, dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak.
Area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
(zae/mit)