Wiki Bali

TRIBUN WIKI - 10 Pahlawan Nasional dari Bali, Salah Satunya Dijuluki Wanita Besi

Berikut 10 pahlawan nasional dari Bali yang wajib Tribunners ketahui, ada yang berjuluk Wanita Besi

Penulis: Noviana Windri | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali
I Gusti Ngurah Rai. TRIBUN WIKI - 10 Pahlawan Nasional dari Bali, Salah Satunya Dijuluki Wanita Besi 

Dewa Agung Istri Kanya dikenal karena memimpin perlawanan rakyat Klungkung menantang invasi Belanda di Desa Kusamba.

Bersama Agung Ketut Agung, ia mengarsiteki penyerangan balasan terhadap Belanda di Kusanegara yang berujung pada gugurnya pimpinan ekspedisi Belanda, Mayor Jenderal AV Michiels.

8. Mayor I Nengah Metra

Mayor Metra berasal dari desa Beratan, Buleleng yang sangat berperan dalam melawan penjajahan Belanda di Buleleng.

Ia gugur dalam perlawanan Gintungan, Desa Selat pasa tahun 1946.

Namanya diabadikan menjadi Gor Mayor Metra Singaraja.

Selain itu, monumen Pelagan Gintungan didirikan untuk mengenang jasanya.

9. Letkol I Gusti Putu Wisnu

Letkol I Gusti Putu Wisnu lahir di Klungkung pada tahun 1919.

Dari ayahnya yang seorang ambtenaar.

Baca: Peserta Peringatan Hardiknas 2019 di Lapangan Bajra Sandi Memakai Pakaian Adat Bali

Baca: BMKG Peringatkan 16 Provinsi Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologis Hingga 6 Mei Termasuk Bali

Ia masuk kursus kadet militer Belanda di Gianyar bersama I Gusti Ngurah Rau dan bergabung denga PETA dan TKR.

I Gusti Putu Wisnu juga terlibat dalam pertempuran Puputan Margana dengan Ngurah Rai dan gugur dalam pertempuran tersebut.

Kini, namanya diabadikan menjadi Lapangan Terbang Letkol Wisnu yang terletak di Desa Sumberkima, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

Dan dijadikan sebagai nama jalan di Jalan Mayor Wisnu di Denpasar.

10. Kapten I Gede Muka Pandan

Kapten I Gede Muka Pandan lahir di Singaraja pada 1923.

Bergabung dengan PETA di Banyumala, Singaraja, Buleleng.

Ia lalu mengadakan gerakan bawah tanah bersama Ngurah Rai, Wijaya Kusuma dan Kapten Sugianyar dan lainnya.

Kapten Muka gugur di Lorong Melati ketika mengalihkan perhatian terhadap Belanda agar teman-temannya bisa meloloskan diri.

Kini, namanya diabadikan menjadi nama jalan Kapten Muka.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved