Kekerasan di Sekolah
Mulut Berdarah NKP Ceritakan Dugaan Penganiayaan, 'Ponsel Saya Dirampas Tak Boleh Lapor Ayah'
"Ada juga guru yang berusaha menenangkan saya, agar saya tidak menghubungi bapak. Tapi saya tetap hubungi ayah saya," jelasnya
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Rizki Laelani
Mulut Berdarah NKP Ceritakan Dugaan Penganiayaan, 'Ponsel Saya Dirampas Tak Boleh Lapor Ayah'
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Siswi berusia 19 tahun asal Desa Tojan, Klungkung masih mengenakan seragam sekolahnya ketika berada di RSUD Klungkung, Kamis (9/5/2019).
Siswi tomboy berinisial NKP (19) harus mendapat perawatan medis setelah tersungkur di ruang tata usaha (TU) sekolah di Klungkung.
Tampak darah segar membekas di lengan panjang seragamnya.
NKP mengaku, apa yang menimpanya disebabkan oleh tindakan kepala sekolah berinisial IGMS.
Mulutnya terlihat mengalami luka robek, setelah diduga mengalami tindakan kekerasan.
NKP menceritakan, kejadian yang dialaminya itu bermula saat seremonial pelepasan kelas XI di SMA di sekolahnya.
Putri yang merupakan siswa kelas XII IPB tersebut, hari itu ia sengaja tidak menggenakan pakaian kebaya modifikasi yang diwajibkan dikenakan oleh siswi.
"Rambut saya pendek, tidak bisa disanggul. Kalau disemprot, saya juga pusing," ungkap NKP yang penampilannya tampak tomboi tersebut
Tidak seperti siswi lainnya, saat itu NKP justru menggenakan seragam seperti laki-laki.
Ia menggenakan celana panjang dan kemeja lengan panjang.
Dilihat seperti itu, maka NKP diminta guru matematika-nya tidak mengikuti seremoni pelepasan kelas XII itu.
"Saya ditanya dengan nada tinggi, kenapa saya mengikuti seremonial itu. Saya tidak dikasi duduk bersama teman-teman untuk mengikuti acara pelepasan itu," ungkap NKP.
Setelah meninggalkan seremonial itu, NKP sempat beradu argumen dengan guru matematikanya di dekat ruang tata usaha.
NKP menyebut, saat itu tiba-tiba datang kepala sekolah IGMS. NKP mengaku kepsek langsung menjambak rambutnya.