Breaking News

Liputan Khusus

Gaji Ditawarkan Relatif Besar, Ternyata Sulit Cari Tukang Cukur Asal Bali, Terungkap Alasannya Ini

Salah-satu hal yang diakui pemilik barbershop di Bali adalah sulitnya mencari tukang potong rambut atau barberman asal Bali.

Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
BARBERMAN-Seorang barberman sedang menjalankan pekerjaannya di sebuah barbershop di Denpasar. Pekerjaan barberman mendapat penghargaan memadai. 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR -- Salah-satu hal yang diakui pemilik barbershop di Bali adalah sulitnya mencari tukang potong rambut atau barberman asal Bali.

Akhirnya, peluang sebagai barberman di Bali lebih banyak dimanfaatkan oleh orang luar Bali.

Hal ini dirasakan oleh pemilik Head Factory Barbershop, Gede Artaya.

“Potensi barbershop di Bali sangat bagus dan menjanjikan. Tapi sayang barberman dari Bali yang kurang. Di tempat saya ada orang Bali satu, sisanya dari luar,” kata Gede Artaya, yang barbershop-nya berada di Jalan WR Supratman, Denpasar.

Baca: Waspada Modus Penipuan Ini Marak di Denpasar, Warga Dipungut Rp 350 Ribu untuk Demam Berdarah

Sebelum mendirikan barbershop di Jalan WR Supratman, Denpasar, Artaya mengaku sudah punya barbershop di kawasan Jalan Bedugul, Denpasar.

“Kalau yang sekarang baru berjalan hampir dua tahun,” katanya.

Seorang barberman sedang menjalankan pekerjaannya di sebuah barbershop di Denpasar. Pekerjaan barberman mendapat penghargaan memadai.
Seorang barberman sedang menjalankan pekerjaannya di sebuah barbershop di Denpasar. Pekerjaan barberman mendapat penghargaan memadai. (Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara)

Biaya potong rambut di Head Factory Barbershop mulai dari Rp 35 ribu untuk anak-anak, dan Rp 40 ribu untuk orang dewasa.

Omzet yang didapatkan perbulan dari membuka barbershop di Jalan WR Supratman rata-rata Rp 25 juga sampai Rp 30 juta  per bulan.

Jumlah karyawan atau barberman yang ia miliki sebanyak tiga orang. Masing-masing ia gaji Rp 2,6 juta per bulan plus uang insentif per kepala.

“Totalnya mereka bisa dapat rata-rata Rp 4 jutaan per bulan,” kata pria yang tinggal di Jalan Gandapura, Denpasar itu.

Baca: Kisah Tukang Cukur di Denpasar Bergaji Rp 9 Juta, Bisa Beli Tanah dari Hasil Nyukur Rambut di Bali

Minimnya orang Bali yang menekuni pekerjaan sebagai pencukur rambut, menurut Artaya, karena faktor gengsi.

Bisa jadi, profesi sebagai tukang cukur dianggap sebelah mata.

Serupa dengan Artaya, pemilik Kingbarbershop, Jro Pitha juga sempat kesulitan mencari tukang potong rambut saat awal dia membuka usaha barbershop.

Saat ini, kebanyakan tukang cukur ingin bekerjasama alias bagi hasil. Di usaha miliknya, Jro Pitha membagi hasil dengan barberman yang ia ajak kerjasama.

“Kalau di saya 60 persen berbanding 40 persen (60:40). Jadi berapa total hasil yang didapat, ya dibagi dengan porsi segitu,” ungkap pemilik barbershop yang berada di Jalan Raya Tegallalang, Gianyar itu.

Baca: Cuit Kabar Bohong Mustofa Nahrawardaya Ditangkap Dini Hari di Rumahnya, Ini Kronologinya Versi Istri

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved