Pesta Kesenian Bali
Prof Dibia Kenalkan Konsep Ngunda Bayu, Teknik dan Pengolahan Tenaga Dalam Menari
Konsep Ngunda Bayu berupa pengaturan keluar masuk tenaga yang bisa diartikan sebagai pengaturan napas
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Dr I Wayan Dibia, SST, MA saat melaksanakan workhop Ngunda Bayu dalam seni tari di Kalangan Ratna Kanda Taman Budaya (Art Center) Denpasar serangkaian pelaksanaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019, Minggu (16/6/2019). Prof Dibia Kenalkan Konsep Ngunda Bayu, Teknik dan Pengolahan Tenaga Dalam Menari
“Kalau penari topeng tidak pernah melihat topengnya, maka akan blank dia. Karena itu, penari-penari tua dulu menggunakan waktu banyak untuk melihat topengnya, diajak bicara, yang maksudnya untuk merekam. Memasukkan memori sebanyak-banyaknya,” tuturnya.
Melihat dari segi penggunaan tenaga, Prof Dibia menyebut menari barong memiliki tingkatan yang paling sulit karena selain menari berat, penari barong juga menari dalam kondisi tidak melihat apa-apa.
“Ketika barong sudah diturunkan, penari sudah kehilangan arah. Belum lagi tubuh barong itu tidak mudah untuk digerakkan. Kalau ini tidak bisa mengatur tenaga, habis kita,” paparnya. (*)
Rekomendasi untuk Anda