SMAN 3 Denpasar Ciptakan Genteng dari Karang & Biji Jagung, Tahan Panas hingga 400 Derajat Celcius
Dalam ajang International Science and Invention Fair (ISIF) peserta dari SMAN 3 Denpasar menampilkan karyanya yakni Clamco Tiles
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
SMAN 3 Denpasar Ciptakan Genteng dari Karang & Biji Jagung, Tahan Panas hingga 400 Derajat Celcius
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam ajang International Science and Invention Fair (ISIF), Sabtu (22/6/2019), yang bertempat di Bali Creative Industry Centre (BCIC), Jalan WR Supratman Nomor 302, salah satu kelompok peserta dari SMAN 3 Denpasar menampilkan karyanya yakni Clamco Tiles.
Clamco tiles ini merupakan genteng ramah lingkungan yang terbuat dari hati jagung dan kerang.
Karya ini dibuat oleh lima siswa yakni I Putu Agus Ananda Giri Putra, Ni Wayan Dewi Lestari, Putu Rania Jenaneswari, Ni Putu Aura Pradnya Shinta, dan Putu Siska Angelina Pramseti.
Hati jagung dan kerang ini dibuat menjadi serbuk, kemudian dicampur dengan resin serta pengeras, lalu dicetak pada cetakan.
Baca: Pesta Berakhir Pilu, Pengantin Wanita Meninggal Saat Resepsi, Keranda Digotong Lewati Pelaminan
Baca: Waspadai Spaso! PSIS Semarang Tak Peduli Nama Besar Pemain Bali United
Salah satu anggota kelompok, Ni Putu Aura Pradnya Shinta mengatakan hati jagung dan kerang dipakai karena hati jagung mengandung zat selulosa dan ada seratnya. Sementara kerang mengandung kalsium dan kalsium karbonat.
"Keunggulan dari genteng ini eco friendly, bahannya natural, dan tidak mudah rusak," papar Aura.
Genteng buatan kelompoknya ini sebelumnya telah melewati tiga uji yakni uji panas, uji tahan air, dan uji kekuatan.
Untuk uji panas, genteng ini bisa tahan panas hingga 400 derajat celcius.
Baca: Apresiasi Produk Tembakau Alternatif, Pemkot Denpasar Dukung Aktivitas Pengurangan Risiko
Baca: Pemkab Karangasem Bidik 3 Objek Wisata untuk Penuhi Target PAD
Sementara untuk ketahanan airnya lebih unggul 2.14 persen dibandingkan genteng biasa yang ada di pasaran.
"Ini bisa nahan lebih dari dua persen dibanding genteng biasa, kalau nampung air banyak biasanya genteng bocor," katanya.
Ide pembuatan genteng ini muncul dari permasalahan sosial yang ada di masyarakat yakni genteng yang mudah bocor dan juga mudah terbakar.
"Kami berpikir yang bagus untuk bahan genteng tapi ramah lingkungan, kalau genteng yang ada kan ada campuran tanah liat dan semen dan itu tidak begitu nature friendly. Jadi kami gunakan yang natural friendly," katanya.
Untuk ide hingga genteng ini jadi, ia bersama kelompoknya memerlukan waktu hingga dua minggu. (*)
