Pesta Kesenian Bali
Bukan Hanya Emansipasi Tapi Juga Kekompakan, Sekaa Gong Wanita Desa Bekas Semarakkan PKB 2019
Sekaa Gong Wanita Gita Bala Suari Akas, Desa Bakas, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung tampil di PKB 2019
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Sebelumnya, penampilan Parade Gong Kebyar Wanita diawali oleh Duta Kabupaten Jembrana yang diwakili oleh Sekaa Gong Wanita Pradnya Paramesti, Desa Gumbrih, Kecamatan Pekutatan.
Sebagai pembuka, Jembrana turut mengawali dengan materi tabuh wajib yakni Tabuh Kebyar Dang/Cita Utsawa yang diciptakan oleh maestro tabuh I Wayan Beratha pada tahun 1983.
Selanjutnya Jembrana menampilkan Tari Baris Tunggal. Garapan ketiga yakni Gending Kreasi Kesir-Kesir, hingga pada akhirnya mencapai garapan pamungkas tari kreasi ‘Ngandap Kasor’ yang terinspirasi dari asal mula Desa Gumrih.
Kedua kabupaten tampil dengan apik meski harus tetap mengontrol penggunaan properti agar tidak terlalu berlebihan.
Emanisipasi wanita tampak dengan jelas dalam Parade ini, para penampil tampak anggun sekaligus maskulin, mereka juga memelajari bagaimana menjaga sebuah kebersamaan demi kesuksesan garapan.
Selain pementasan gong kebyar wanita, pada waktu yang bersamaan, PKB juga dimeriahkan lomba Wayang Anak-anak.
Baca: PPDB Denpasar 2019 - SMKN 1 Tolak Pendaftar Bila Bertato dan Bertindik, Bisa Langsung Diskualifikasi
Baca: 4 Zodiak Ini Bisa Jadi Pendamping Hidup yang Setia, Apa Termasuk Pasanganmu?
Kali ini menampilkan Duta Kabupaten Buleleng di depan Gedung Kriya yang dibawakan oleh Putu Ngurah Lanang Sarotama dari Sanggar Seni Pedalangan Githa Parartha, Desa Tejakula, Kecamatan Tejakula.
Hadir pula pembina sanggar Jro Mangku Dalang Made Sadnyana.
Lanang Sarotama menampilkan lakon ‘Taru Gung Sarang Angin”.
Lakon ini menceritakan tentang Bima yang diutus oleh Guru Drona untuk mencari sebuah ‘Taru Gung Sarang Angin’ di tengah hutan.
Karena rasa hormat dan bhakti Bima kepada gurunya, Bima menjalankan perintah guru Drona.
Perintah guru Drona tersebut tidak lain adalah siasat dari Duryodana yang menjebak dan menginginkan Bima agar mati. Mengingat Bima yang paling kuat diantara Pandawa.
Akan tetapi dalam perjalanan Bima bertemu dengan Raksasa yang menghalanginya. Pertempuran antara keduanya pun terjadi.
Namun raksasa tersebut merupakan jelmaan dari Bhatara Bayu yang diutus oleh Bhatara Siwa untuk memberikan petuah dan nasehat tentang perintah dari Drona untuk mencari ‘Taru Gung Sarang Angin'. (*)