SMK Una Rosa Tembuku Terancam Tutup, Dua Tahun Tak Dapat Siswa

Sekolah swasta yang berdiri tahun 2007 ini terancam tutup sebab dua tahun belakangan tidak mendapatkan siswa

Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Meika Pestaria
Suasana verifikasi berkas administrasi calon peserta didik di SMA Negeri 4 Denpasar, Sabtu (29/6/2019). SMK Una Rosa Tembuku Terancam Tutup, Dua Tahun Tak Dapat Siswa 

Sebab seluruh siswa tidak dipungut biaya apapun alias gratis.

Pun demikian dari segi lulusan, tak sedikit anak didiknya yang telah terserap dalam dunia usaha.

Baca: Sekolah Wajib Tambah Hingga 11 Kelas, Pendaftar Zona Kawasan Berbasis NEM di SMPN 10 Capai 500 Orang

Baca: Fintech Bisa Dukung UMKM Unbankable, Akun Kredit Perbankan UMKM Baru 16 Juta

Burat mengatakan telah berupaya melakukan sosialisasi ke SMP-SMP sekitar.

Namun usaha yang dilakukan cenderung mendapatkan respons minim dari calon siswa.

“Mudah-mudahan hingga batas akhir pendaftaran kami bisa mendapatkan siswa. Ini mengingat ada SMK Negeri yang cenderung dekat, serta fasilitasnya dinilai lebih lengkap. Sehingga ada kecenderungan calon siswa ke sana. Andaikan tahun ini nihil pendaftar, terpaksa divakumkan,” ujarnya.

Sementara di SMK PGRI Tembuku, pada PPDB 2019 ini masih mendapatkan siswa.

Kepala Sekolah setempat Sang Made Bungklek Ardjana menyebut, sejak dibuka pendaftaran pada minggu kedua bulan Juni 2019, hingga kini sekolah swasta yang terletak di Desa Tembuku ini telah mendapat pendaftar sebanyak 18 calon siswa.

Meski demikian, ada hal lain yang menjadi kekhawatiran dirinya.

“Kalau sesuai permendiknas tentang PPDB itu ditaati, dengan rombel 32 dan satu shift, kemungkinan (SMK) swasta di Bangli mendapat. Sebaliknya jika ada kebijakan provinsi seperti tahun 2017 dan 2018, berarti swasta di Bangli mati,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskan, pada tahun 2017 dan 2018 lalu terdapat kebijakan dari DPRD Provinsi Bali dimana banyak siswa miskin yang tidak mendapatkan sekolah negeri.

Baca: Pertumbuhan Kredit di Bali Lebih Rendah Dibandingkan Nusra

Baca: Edukasi Penyakit Autoimun Bersama 3 Narasumber Ini, Apa Saja yang Dibahas?

Akhirnya oleh pemerintah provinsi seluruh kepala sekolah SMA/SMK Negeri untuk menambah rombel beserta shift-nya.

Sehingga siswa yang semula telah daftar ulang di sekolah swasta, kembali mendaftar ke SMA/SMK negeri.

“Seperti pada tahun 2017 lalu, awalnya kami mendapatkan siswa 65 orang hanya sisa 11 orang. Begitupun pada tahun 2018, dari 35 orang siswa yang telah daftar ulang, merosot jadi 11 siswa saja. Ini karena ada peluang dibuka kembali pendaftaran di SMA/SMK Negeri,” ungkapnya.

Sedangkan jika berbicara siswa kurang mampu, lanjut Ardjana, pihaknya juga memikirkan dari segi biaya yang digratiskan.

Sehingga peserta didik dengan kategori kurang mampu tinggal mengikuti kegiatan belajar mengajar saja.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved