Liputan Khusus
Kritik Soal Kebijakan KB Krama Bali, Made Adnyana Ole: Untuk Apa Banyak Anak jika Tak Berkualitas
Ini bukan soal setuju atau tidak setuju tentang KB (keluarga berencana) dengan empat anak.
Penulis: I Wayan Erwin Widyaswara | Editor: Ady Sucipto
Kita tahu natah (pekarangan rumah) cuma segitu saja di Bali, itu sudah cukup.
Dapur harus dideret, bale gede, bale bandung, sanggah gitu. Kalau penduduknya banyak kan mereka bisa jadi malah nanti meninggalkan adat kan.
Katakanlah, misalnya, ada kekhawatiran bahwa penduduk Bali asli kalah bersaing dengan pendatang, kenapa kita biarkan kita terdesak? Kan begitu.
Seharusnya kan SDM-nya ditingkatkan kualitasnya. Kan program-program seperti itu yang harusnya dibangun.
Wacana-wacana selama ini kan “penduduk Bali terdesak, atau lama-lama Bali akan jadi Hawaii, akan jadi Betawi, jadi Jakarta,” nah kenapa kita biarkan diri kita seperti itu?
Maksudnya begini, bagus juga empat anak itu, tapi seharusnya imbauan saja.
Terus kita jagalah perasaan orang yang sudah bertahun-tahun mengharapkan anak tapi tidak dapat anak, sekarang tiba-tiba ada intruksi gubernur Bali seperti itu.
Selain itu, seharusnya dibuat program-program untuk meningkatkan SDM.
Meningkatkan daya saingnya terutama. Kalau pasangan suami-istri sudah hidup sejahtera, banyak punya tabungan, maka mereka bisa menambah anak dengan sendirinya.
Orang kan hitung-hitungan juga bagaimana kemampuan keuangannya, tabungannya.
Kalau tabungan sudah tidak punya, warisan tidak punya, lantas punya anak banyak, kan jadinya nanti cuma akan melahirkan generasi-generasi yang tidak berkualitas.
Artinya begini, instruksi gubernur itu sebaiknya ditujukan untuk orang-orang yang hidupnya sudah berkecukupan, yang memang sudah bisa mensejahterakan keluarganya.
Jangankan nambah anak, nambah istri mungkin juga mungkin saja bagi yang sudah sejahtera.
Untuk mereka yang belum sejahtera, kalau nambah anak, tetapi terus daya dukungnya kurang, kan berat juga nanti ke depannya. Jadi, instruksi KB empat anak itu ya baik-baik saja, tapi harus disesuaikan siapa sasarannya.(*)