650 Hektare Persawahan di Denpasar hingga Oktober Tak Bisa Ditanami Padi
Sebanyak 650 hektare sawah dari 11 subak yang ada di wilayah Denpasar Timur dan sebagian Denpasar Utara tak bisa ditanami padi hingga Agustus nanti
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
“Walaupun sekarang kesulitan air, namun ke depannya akan lebih bagus untuk petani dengan adanya perbaikan irigasi ini,” imbuh Ambara.
Nantinya jika air sudah mengalir normal, pihaknya menjanjikan akan memberikan benih secara gratis bagi petani.
Menurutnya ini merupakam kompensasi bagi petani yang terdampak.
Sementara itu, saat memasuki musim kemarau ini, Ambara mengklaim tak akan ada sawah yang mengalami kekeringan akibat musim kemarau.
Air akan tetap mengalir hanya saja debitnya lebih kecil.
Ia menambahkan, di Denpasar ada banyak sumur bor yang bisa digunakan untuk pengairan sawah saat musim kemarau.
• Yakin Kena Kutukan Setelah 8 Saudara Meninggal, 1 Keluarga di Pekalongan Ini Mengungsi Ke Hutan
• Perusahaan Lain Mari Lakukan Hal Sama, Toya Devasya Beri Pengobatan Gratis dan Bagi-bagi Sembako
Selain itu di wilayah Denpasar Selatan juga ada sistem pengairan ganjil genap.
Sistem ini yaitu, saat tahun ganjil ada petani yang menanam padi sementara yang lainnya menanam palawija.
Begitupun petani yang mendapat giliran pengairan pada tahun genap akan menanam padi dan sisianya menanam palawija.
“Ini sudah kesepakatan secara turun-temurun oleh petani di sana,” katanya.
Selain masalah kekeringan air, di Jalan Sedap Malam juga ada saluran irigasi yang jebol.
Salah seorang petani, Mangku Anom mengeluhkan hal ini karena mengganggu irigasi pertanian.
“Ya ini cukup mengganggu pertanian. Harapannya cepat diperbaiki sehingga tidak mengganggu kegiatan pertanian yang menggunakan saluran air ini,” katanya. (*)