Lima Nyawa Melayang di Danau Batur, Tiga Bunuh Diri, Dua Karena Sakitnya Kambuh
Sejak tahun 2015 hingga pertengahan 2019 ini, kasus kematian di Danau Batur tercatat sebanyak lima kejadian
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Lima Nyawa Melayang di Danau Batur, Tiga Bunuh Diri, Dua Karena Sakitnya Kambuh
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Danau Batur tak hanya menjadi destinasi wisata karena keindahannya. Selain itu, danau vulkanik ini menjadi sumber irigasi bagi pertanian di sekitar.
Terlepas dari beragam manfaat yang diberikan, danau yang terletak di Kecamatan Kintamani, Bangli, Bali ini juga menyimpan sisi kelam.
Sejak tahun 2015 hingga pertengahan 2019 ini, kasus kematian di Danau Batur tercatat sebanyak lima kejadian.
Tiga di antaranya sengaja mengakhiri hidup dan dua lainnya meninggal lantaran penyakitnya kambuh.
"Sebab upaya bunuh diri yang terjadi lantaran orang mencari jalan agar cepat meninggal," ujar Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi, Jumat (2/8/2019).
Sebelumnya, Ketut Cerana (55) ditemukan tewas di Danau Batur, Rabu (31/7/2019).
Ia diduga sengaja mengakhir hidup karena depresi dengan kondisi keluarga khususnya sang istri yang sedang sakit.
• Begini Kondisi Terkini Putu SM Pasca Operasi, Korban Penganiayaan Oleh Ayah Kandungnya
• 107 Lulusan SD di Buleleng Belum Terdeteksi: Apakah Sudah Diterima Sekolah atau Justru Putus Sekolah
Kesimpulan bunuh diri diambil polisi karena tidak ada tanda-tanda warga Banjar Beluhu, Desa Suter, Kintamani itu terpeleset jatuh ke danau.
Pihak keluarga saat pencarian juga menemukan sandal dan rokok korban di tepi danau.
AKP Sulhadi mengatakan, kematian akibat bunuh diri dengan sengaja menceburkan diri di Danau Batur, sejak tahun 2015 hingga 2019 terdapat sebanyak tiga kasus.
Masing-masing tercatat pada bulan Maret 2016, Februari 2017 dan tahun 2019. Motifnya beragam.
Kasus tahun 2016 didasari akibat depresi lantaran penyakitnya tak kunjung sembuh.
Tahun 2017 akibat hubungan asmara tidak direstui, dan tahun 2019 juga akibat depresi lantaran istrinya sakit.
“Kematian di Danau Batur terjadi akibat dua sebab. Faktor kesengajaan atau bunuh diri, serta faktor ketidaksengajaan lantaran penyakitnya kambuh. Seperti dua kejadian pada tahun 2017 dan 2018, yang dialami oleh pemancing. Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga, keduanya memang memiliki penyakit epilepsi,” jelasnya.
Kasus Meningkat
Berdasarkan data tahun 2015 hingga 2018 terungkap laporan mengenai kasus bunuh diri yang meningkat.
• Tetap Fokus dan Tak Berpuas Diri, Leo Tupamahu Enggan Remehkan Lawan
• Buka Sejak Siang Tapi Baru Satu Pembeli Datang, Sang Ayu Berharap Sate Babi Dagangannya Laris Manis
Tercatat pada tahun 2015, terdapat 11 kasus bunuh diri. Delapan kasus di antaranya meninggal dengan cara gantung diri dan sisanya minum racun. Pada tahun tersebut juga terdapat dua kasus percobaan bunuh diri.
Pada tahun 2016, jumlah kasus bunuh diri mengalami pengingkatan, menjadi 12 kasus.
Sebanyak 11 di antaranya meninggal dengan gantung diri, satu kasus menenggelamkan diri ke Danau Batur, dan dua percobaan bunuh diri.
Peningkatan serupa juga terjadi pada tahun berikutnya. Dimana tercatat 18 kasus meninggal dengan cara gantung diri, satu kasus meninggal dengan cara menceburkan diri ke Danau Batur dan satu kasus percobaan bunuh diri.
“Pada tahun 2018, bunuh diri dengan cara gantung diri meningkat sebanyak 8 kasus dibandingkan tahun 2017. Tercatat sebanyak 26 laporan orang meninggal dengan cara gantung diri. Selain itu juga tercatat satu orang meninggal lantaran minum racun, dan dua percobaan bunuh diri,” ungkapnya.
AKP Sulhadi mengatakan, peningkatan kasus bunuh diri tersebut juga sembat dibahas dalam Focus Grup Discussion (FGD).
Pada tahun 2018 pula, Kapolres Bangli AKBP Agus Tri Waluyo juga telah berupaya menekan angka kematian akibat bunuh diri dengan program satu hari bersama Bhabinkamtibmas.
• Warga Nusa Penida Swadaya Perbaiki Enam Titik Jalan Rusak
• Tim Pidsus Kejari Tunggu Hasil Audit Dugaan Korupsi APBDes Desa Dauh Puri Klod
Upaya ini dilakukan pada 72 Desa dan Kelurahan di Kabupaten Bangli, untuk pembinaan mental.
Program ini dilakukan dengan menyambangi rumah masyarakat setiap hari, maupun saat acara di desa adat.
Pendataan Lansia Sakit dan Warga Bermasalah
Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi mengatakan, program satu hari bersama Bhabinkamtibmas untuk menekankan pada masyarakat bahwa bunuh diri tidak dibenarkan oleh agama apapun, dan tidak dibenarkan oleh undang-undang.
Tiap Bhabinkamtibmas juga diwajibkan untuk mendata orang-orang yang telah berusia lanjut dan mengalami sakit menahun.
“Karena kecenderungan selama ini orang bunuh diri karena sudah tua dan sakit menahun. Mereka depresi karena harus menahan sakit yang terlalu lama, serta tak kunjung sembuh. Bhabinkamtibmas juga kami minta untuk mendata orang-orang yang kerap bermasalah dalam keluarga. Dalam upaya ini, petugas juga diwajibkan untuk menekankan pada masyarakat agar pihak keluarga saling mengawasi,” ucapnya.
Terhadap upaya yang dilakukan, kasus bunuh diri secara umum mengalami penurunan.
AKP Sulhadi menyebut, hingga bulan Juli tahun 2019 tercatat lima kasus bunuh diri. Empat di antaranya gantung diri, dan satu kasus bunuh diri dengan cara menceburkan diri ke Danau Batur.
(*)