Kongres V PDIP di Bali

Sisi Menarik Lain di Kongres PDIP, Sukirman Selalu Naik Becak Surabaya-Bali, Apa yang Beda?

Sukirman selalu hadir memeriahkan Kongres PDIP yang diselenggarakan di Bali.

Tribun Bali/Putu Candra/Ragil Armando
Sukirman mengayuh becak dari Subaraya ke Bali untuk mengikuti Kongres IV PDIP 2015. Inzet: Sukirman saat tiba di Bali dengan mengayuh becaknya untuk memeriahkan Kongres V PDIP, Selasa (6/8/2019) 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sukirman selalu hadir memeriahkan Kongres PDIP yang diselenggarakan di Bali.

Sosok pria yang kini usianya sudah berkepala enam ini mengaku sangat cinta PDIP.

Dari arsip Tribun Bali, diketahui Sukirman hadir meramaikan Kongres IV PDIP 2015 lalu, termasuk juga pada Kongres V PDIP 2019 ini.

Menurut pengakuan Sukirman, ia selalu hadir setiap kali Kongres PDIP berlangsung di Bali.

Pria yang keseharian bekerja sebagai tukang becak ini  mengaku pernah juga mengayuh becak ke Bali saat Kongres PDIP, yakni tahun 2005 dan 2010.

Ia yang mengaku saat ini berusia 65 tahun tampak bugar meski baru saja melakukan perjalanan panjang dari Surabaya  ke Bali demi meramaikan Kongres V PDI Perjuangan (PDIP)  tanggal 8-11 Agustus 2019.

Tidak banyak yang berubah dari sosok Sukirman.

Jika pada Kongres IV  Sukirman menggunakan busana serba hitam, pada Kongres V PDIP ini Sukirman menggunakan baju bertuliskan PDIP, berwarna hitam dan merah.

Ia masih tetap menggunakan songkok batik.

Rambut dan jenggotnya tampak putih, namun semangatnya tak pernah usang.

Mbah Kirman,  begitu ia biasa disapa mengaku berangkat dari kediamannya di Kelurahan Menur Pumpungan, Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya pada Rabu (31/7) malam.

"Saya berangkat dari Menur Pumpungan, Sukolilo tanggal 31 (Juli)  malam," katanya saat ditemui di depan Sekretariat DPD PDIP Bali, Senin (5/8) sore.

Ia menceritakan selama perjalanan menuju Bali hanya beristirahat di atas becak.

Selama itu pula ia  dibantu oleh masyarakat baik berupa makanan, minuman atau uang.

"Saya istirahat di mana saja, di pom  bensin, kita mampir-mampir, kadang ada yang ngasih, namanya kita nggak ada anggaran, namanya saja simpatisan," paparnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved