Sejumlah Desa di Jembrana Kekurangan Air Bersih, BMKG Prediksi Hujan Mulai Turun November

Kekurangan air bersih beberapa waktu belakangan membuat warga di beberapa desa di Jembrana kelimpungan.

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Widyartha Suryawan
Tribun Bali/Made Ardhiangga
Distribusi air bersih oleh petugas BPBD Jembrana di Lingkungan Awen Mertasari Desa Lelateng Kecamatan Negara, Rabu (11/9/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, AMLAPURA - Kekurangan air bersih beberapa waktu belakangan membuat warga di beberapa desa di Jembrana kelimpungan.

Warga Lingkungan Awen Mertasari Desa Lelateng, Kecamatan Negara yang berjumlah sebanyak 27 KK kesulitan air bersih. BPBD Jembrana mengirimkan 5.000 liter air, Rabu (11/9/2019).

"Kami sediakan satu tandon supaya itu yang nanti dipergunakan warga ketika tong airnya habis. Jadi tidak perlu kami kembali lagi. Kecuali, memang dibutuhkan kembali (bantuan air habis)," ucap Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Ketut Eko Susila Artha Permana.

Peminjaman tandon air berkapasitas 750 liter dikarenakan debit air yang sangat kecil. Ini terjadi sejak tiga bulan belakangan.

"Ini adalah dampak dari musim kemarau," jelasnya.

Eko menyebutkan, beberapa desa di dua kecamatan terlanda kekeringan dan mesti disuplai air bersih.

Desa itu di antaranya Pancardawa Pendem, Berangbang, Yehembang, Kombading Pengambengan, Berangbang dan Awen Lelateng.

"Untuk di wilayah kota sekarang masih aman namun debit air memang kecil. Jadi kami tetap siaga jika sewaktu-waktu memang dibutuhkan. Kami juga imbau segera masyarakat melapor ke pihak desa supaya segera bisa kami tangani," tegasnya.

Peluang Hujan Kecil
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Jembrana, Rakhmat Prasetia mengatakan, sejak dua bulan belakangan di Jembrana tidak ada hujan.

Dalam catatan stasiun klimatologi, hujan di Jembrana sejak Juli dan Agustus tidak ada sama sekali.

“Dampaknya terhadap kekeringan hidrologis harus berkoordinasi dengan stakeholder terkait,” ujarnya.

Bulan ini, kata dia peluang hujan juga masih kecil, meski sudah terjadi gerimis.

Akan tetapi, tidak terlalu signifikan bagi daerah yang sudah terlalu kering dan krisis air.

Hujan akan turun di Bali, khususnya dimulai pada bulan Oktober mendatang, dan diprakirakan hujan ringan.

Selanjutnya, pada November sudah mulai banyak hujan. Khusus Jembrana bagian barat, yakni Kecamatan Melaya akan turun hujan paling terakhir sekitar bulan Desember.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, bulan November wilayah kering akan basah dan baik,” kata dia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved