Dari Tajog sampai Dagongan, 11 Cabang Olahraga Dipertandingkan dalam Lomba Olahraga Tradisional
Ibu-ibu PKK se-Kota Denpasar ini terlihat antusias mengikuti lomba hadang pada Jumat (13/9/2019).
Penulis: Putu Supartika | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Ibu-ibu PKK tak hanya jago dalam pekerjaan dapur, namun juga jago dalam olahraga permainan tradisional.
Hal itu ditunjukkan dalam lomba olahraga tradisional dalam rangka memperingati Hari Olahraga Naional ke-36 yang dilaksanakan di Lapangan Kompyang Sujana, Denpasar.
Ibu-ibu PKK se-Kota Denpasar ini terlihat antusias mengikuti lomba hadang pada Jumat (13/9/2019).
Terlihat ibu-ibu PKK ini sangat lihai dan cekatan berlari menghindari tangkapan lawan atau lihai pula menangkap lawannya.
Belari, melompat, menghindar dan memperdayai lawan.
Keseruan pun tampak di antara mereka.
Semangat mereka pun tak kalah dengan para pemuda.
• Jejak Langkah Si Jenius Habibie, Penemu Rumus Faktor Habibie Hingga Dijuluki Mr Crack
• Reklamasi Pelindo Sebabkan 17 Hektare Mangrove Mati, ForBali Desak Koster Bawa ke Ranah Hukum
Kabag Kesra Kota Denpasar, Raka Purwantara mengatakan, ada sebelas cabang olahraga rekreasi atau permainan tradisional.
Kesebelas cabang ini meliputi lomba hadang sekaa truna dan ibu-ibu PKK, engrang atau tajog, baik beregu maupun perorangan, terompah, dagongan, deduplak, seni pencak silat hingga tarik tambang.
"Peserta kegiatan ini merupakan atlet dari masing-masing desa dan kelurahan. Ada 27 desa dan 16 kelurahan. Mereka akan memperebutkan piala Walikota Denpasar yang tahun lalu dimenangkan oleh Pedungan," kata Raka Purwanta.
Olahraga ini berlangsung hingga 26 Desember nanti.
• Pertahankan Tren Positif Putaran II, Ini Pesan Yabes Tanuri
• Kronologi Rusuh Laga Sepakbola & Futsal di Porprov Bali, Penonton & Official Tabanan Serang Wasit
Ia menambahkan, dalam pertandingan ini, sebanyak 650-an atlet akan berlaga pada 11 cabang olahraga yang dipertandingkan.
Diangkatnya olahraga rekreasi dalam pertandingan ini karena selama ini olahraga umum sudah memiliki event tersendiri.
Begitupun cabang yang berkaitan dengan pendidikan sudah dibuatkan event oleh Dinas Pendidikan.
"Sebagai ajang tahunan ini kami ingin agar olahraga tradisional ini tidak punah, agar anak cucu kita nanti tahu mana yang namanya tajog, deduplak dan jenis lainnya," katanya. (*)