Randi Melepas Nyawa Setelah Diterjang Peluru, Sang Ayah Tak Kuasa 'Kalian Apakan Anakku?
Terlebih, sang ayah terlambat tahu jika sang anak sudah meninggal dunia lantaran masih melaut. Reaksi ayah Randi viral di linimasa Twitter.
Dokter Yudi menjelaskan, peluru tidak mengenai organ vital, tapi udara yang masuk ke dalam rongga dada tidak bisa keluar atau menekan ke dalam.
"Udara terjebak di dalam rongga dada atau nemotorax, sehingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Yudi.
Polisi Bantah Gunakan Peluru Tajam
AKBP Harry Golden Hart mengatakan, hingga kini penyebab luka di dada Randi masih diselidiki.
"Ada bekas luka di dada sebelah kanan. Kita belum memastikan luka tersebut karena apa."
"Saat ini korban dibawa dari RS Korem ke Kendari untuk otopsi," ujar Harry.
Harry mengatakan, polisi yang menjaga aksi demo hanya melengkapi diri dengan tameng dan tongkat.
Untuk pengurai massa menggunakan gas air mata, water canon dan beberapa kendaraan.
Dia membantah, petugas menggunakan peluru tajam saat melakukan pengamanan demo.
"Tidak ada (peluru), kami pastikan pada saat apel tidak ada satu pun yang bawa peluru tajam, peluru hampa, peluru karet," ujar Harry.
Jokowi: Jangan berspekulasi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan tanggapannya terkait insiden tewasnya seorang mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, bernama Randi (21) saat berunjuk rasa di depan DPRD Sulawesi Tenggara.
Jokowi meminta masyarakat tidak bespekulasi terkait peristiwa tersebut.
Menurut Jokowi, saat ini pihak kepolisian masih melakukan investigasi.
"Jangan ditebak-tebak lebih dulu sebelum investigasi selesai," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (27/9/2019).
Jokowi mengaku sudah mendapat laporan dari Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian atas peristiwa tersebut.
Berdasarkan laporan itu, memang benar Randi, mahasiswa Universitas Halu Oleo, Kendari, meninggal akibat luka tembak setelah ia mengikuti unjuk rasa di kantor DPRD Sultra.
Sementara itu rekan Randi, Yusuf Kardawi (19), meninggal setelah mendapat perawatan di rumah sakit.
Namun Jokowi menekankan bahwa pelaku penembakan belum diketahui apakah oknum kepolisian atau pihak lain.
Karena itu Jokowi meminta polisi melakukan investigasi.
"Yang menembak itu juga belum (diketahui), jadi jangan ditebak-tebak lebih dulu sebelum investigasi selesai," ujarnya.
Jokowi menekankan sejak awal ia sudah menginstruksikan Kapolri agar aparat tidak represif dalam mengamankan unjuk rasa mahasiswa menolak revisi KUHP dan UU KPK.
Kapolri juga sudah menekankan kepada anggotanya tidak membawa senjata api ke lapangan.
"Yang disampaikan Kapolri kepada saya, tidak ada perintah apa pun dalam rangka demo ini membawa senjata. Jadi ini akan ada investigasi lebih lanjut," ujarnya. (*)
(Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari/Kompas.com/Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati/Ihsanuddin)
Artikel ini ditulis Siti Nurjannah Wulandari telah tayang di Tribunnews.com
