Berikut Alasan Tidak Dianjurkan Membersihkan Luka dengan Alkohol
Luka yang terbuka memang dapat menjadi sumber infeksi. Meski begitu, jangan keliru menangani luka. Misalnya saja membersihkan luka dengan alkohol.
TRIBUN-BALI.COM, YOGYAKARTA - Luka yang terbuka memang dapat menjadi sumber infeksi.
Meski begitu, jangan keliru menangani luka. Misalnya saja membersihkan luka dengan alkohol.
Dokter spesialis luka dari Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk, dr. Adisaputra Ramadhinara, MSc, CWSP, FACCWS menyebut, mencuci luka dengan alkohol tidak dianjurkan.
Meskipun bisa membunuh bakteri, namun alkohol juga bisa merusak jaringan sehat.
"Cuci luka dengan antiseptik yang aman untuk jaringan kulit. Tidak membunuh jaringan sehat, hanya membunuh bakteri dan tidak berbahaya untuk jaringan," kata Adi dilansir dari Kompas.com, Jumat (11/10/2019).
Sementara untuk jenis luka bakar atau terkena benda panas seperti panci atau knalpot, tangani dengan air mengalir selama 15-20 menit untuk membuang panasnya.
• Awkarin Belikan Sepeda Motor Bagi Driver Ojol yang Alami Nasib Nahas Ini, Alasannya Sangat Mulia
• TRIBUN WIKI - Mengenali Makna Lambang Daerah Kabupaten Bangli
Hal ini dilakukan agar kerusakan yang ditimbulkan oleh panas bisa diminimalisasi.
Setelah itu, baru gunakan antiseptik untuk mensterilkan luka.
Riset Hansaplast pada 2018 menemukan, masih ada 70 persen masyarakat belum merawat luka dengan tepat.
Kesalahan yang umum lainnya adalah tidak mau menutup luka dengan alasan agar luka cepat kering.
Padahal, luka justru harus ditutup dengan benar dan penyembuhan luka dilakukan dengan menjaga area luka tetap lembab.
"Saat luka terjadi kan kita perlu waktu untuk jaringan kulit menutup seperti sedia kala. Kita butuh menggantikan kulit itu supaya tetap lembab, sehingga butuh penutup," kata dokter spesialis luka pertama di Indonesia itu.
Plester dalam hal ini menjadi media sementara pengganti kulit yang hilang akibat luka.
Selain itu, hindari menutup luka menggunakan kain kasa.
• Terkait Nyepi Segara, Penyeberangan Sanur Menuju Lembongan dan Nusa Penida Esok di Tutup
• Kronologi Tewasnya Wayan Regen Jatuh ke Jurang, Tersesat di Hutan 2 Temannya Kaget Dengar Suara Ini
Sebab, bakteri akan dengan mudah masuk dari celah kasa.
"Ada studi ilmiahnya kalau bakteri bahkan bisa menembus 64 lapis kasa. Kita enggak mungkin pakai segitu, kan? Sudah ada cost, tidak efektif pula. Ketika mau mengganti juga malah menempel di luka," ucap Adi.
Plester idealnya diganti secara berkala karena harus dijaga tetap lembab, tidak kering dan tidak pula basah.
Adi menyarankan agar plester diganti setelah mandi. Sehingga dalam sehari kita bisa mengevaluasi luka sebanyak dua kali.
"Kalau progress memburuk, kita bisa ke klinik atau rumah sakit, kalau bagus perawatan itu bisa dilanjutkan," kata dokter yang juga dikenal lewat akun Instagramnya @dokterluka itu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hindari Membersihkan Luka dengan Alkohol "