Ibu & Istri Korban Penebasan di Kerobokan Menangis Ungkap Kondisi Abdi di IGD Sanglah: Kritis
Abdi Ariji merupakan korban luka parah dengan kondisi kritis dalam aksi penebasan yang terjadi di kawasan Kerobokan, pada Jumat (1/11) larut malam
Penulis: M. Firdian Sani | Editor: Ady Sucipto
Ia mengaku baru pertama kali ke Bali. Dengan kondisinya yang kurang fit dan karena usia, Endang mengaku banyak berhenti di jalan lantaran dirinya mabuk.
"Ibu belum pernah ke Bali, mabuk kendaraan saya," kata Endang.
Sementara itu, saat baru keluar dari ruang NICU, mata istri korban Tini tampak berlinang air mata.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Badung AKP Laorens R. Heselo mengatakan, kasus pembacokan itu dipicu oleh minuman keras diantara para pekerja di mes gudang besi, yang kemudian mengakibatkan terjadi kesalahpahaman antara para korban dan pelaku.
"Iya persoalannya karena minuman keras hingga menyebabkan kesalahpahaman," ujar Laorens R. Heselo saat dihubungi Tribun Bali, Minggu (3/11).
Dalam kejadian tersebut diketahui korban pembacokan yakni Abdi Ariji (42) yang merupakan kepala gudang besi, Devi Ahmad (20) dan Salim (20).
Sedangkan pelaku pembacokan diketahui bernama Senik Simri Octavianus (23) dan Semi Adibuwo Octavianus (25) yang diketahui merupakan kakak-beradik.
Berdasarkan informasi dari kepolisian, terjadinya keributan di dalam mes milik SBU (Surya Bali Utama) itu berawal dari ketersinggungan akibat pengaruh minuman keras.
Pelaku yang naik pitam, mencari korban dan langsung melancarkan aksinya dengan menebas dan memukul menggunakan parang dan palu.
"Pelaku ada dua orang, dan mereka mengakui perbuatannya. Kami masih menyelidiki lagi kasus ini. Jika ada perkembangan, kami akan sampaikan informasinya," ucap Laorens.
Agus Antara, petugas sekuriti PT Sukma Sari yang lokasinya di depan TKP pembacokan, mengatakan bahwa saat itu ada minum minuman keras di mes gudang besi.
Kemudian, kata Agus, terdengar cekcok, karena diantara mereka ada yang nanya mengapa kok ada yang boleh minum-minum di situ tapi ada yang tidak boleh.
"Ribut. Salah-satu dari mereka lantas marah-marah sembari telepon. Terus datang saudaranya yang ditelepon itu, yang ternyata adiknya.
Dia langsung ngeluarin samurai dan nebas orang-orang di sana," lanjut Gus Antara saat ditemui Tribun Bali, Minggu (3/11).
Gus Antara yang saat itu berada di depan kantornya dan sedang bekerja, melihat langsung aksi yang dilakukan dua orang yakni Senik Simri Octavianus (23) dan Semi Adibuwo Octavianus (25) yang merupakan kakak-beradik.