Terkuak! Begini Sadisnya Kakak Beradik Tebas 3 Orang di Kerobokan Kaja, Ariji Luka Terbuka di Kepala

Kasus penebasan di sebuah mes gudang besi di Kerobokan Kaja, Badung, Bali menguak fakta baru terkait dua pelaku.

Penulis: Firizqi Irwan | Editor: Ady Sucipto
Tribun Bali/Firizqi Irwan
Terlihat lokasi pembacokan yang terjadi di Jalan Muding Indah, Lingkungan Kerobokan Kaja, Kuta Utara, Badung, Bali, Minggu (3/11/2019). 

TRIBUN-BALI.COM, BADUNG -- Kasus penebasan di sebuah mes gudang besi di Kerobokan Kaja, Badung, Bali menguak fakta baru terkait dua pelaku. 

Identitas pelaku penebasan berhasil diketahui, keduanya adalah Senik Simri Octavianus (23) dan Semi Adibuwo Octavianus (25) yang merupakan kakak-beradik.

Dari hasil penyelidikan, Kasat Reskrim Polres Badung AKP Laorens R. Heselo mengatakan, kasus pembacokan itu dipicu oleh minuman keras diantara para pekerja di mes gudang besi, yang kemudian mengakibatkan terjadi kesalahpahaman antara para korban dan pelaku. 

"Iya persoalannya karena minuman keras hingga menyebabkan kesalahpahaman," ujar Laorens R. Heselo saat dihubungi Tribun Bali, Minggu (3/11).

Gus Bota Berduka Rekan Seperjuangannya Meninggal Terkena Diabetes, Dewa Saraf Dikenal Sosok Loyalis

Dalam kejadian tersebut diketahui korban pembacokan yakni Abdi Ariji (42) yang merupakan kepala gudang besi, Devi Ahmad (20) dan Salim (20).

Sedangkan pelaku pembacokan diketahui bernama Senik Simri Octavianus (23) dan Semi Adibuwo Octavianus (25) yang diketahui merupakan kakak-beradik.

Berdasarkan informasi dari kepolisian, terjadinya keributan di dalam mes milik SBU (Surya Bali Utama) itu berawal dari ketersinggungan akibat pengaruh minuman keras.

Pelaku yang naik pitam, mencari korban dan langsung melancarkan aksinya dengan menebas dan memukul menggunakan parang dan palu.

"Pelaku ada dua orang, dan mereka mengakui perbuatannya.

Bermaksud Kritisi Kata Bilateral di Tweet Jokowi, Komentar Fahri Hamzah Ini Menuai Kritik Begini

Kami masih menyelidiki lagi kasus ini. Jika ada perkembangan, kami akan sampaikan informasinya," ucap Laorens.

Agus Antara, petugas sekuriti PT Sukma Sari yang lokasinya di depan TKP pembacokan, mengatakan bahwa saat itu ada minum minuman keras di mes gudang besi.

Kemudian, kata Agus, terdengar cekcok, karena diantara mereka ada yang nanya mengapa kok ada yang boleh minum-minum di situ tapi ada yang tidak boleh.

"Ribut. Salah-satu dari mereka lantas marah-marah sembari telepon.

Terus datang saudaranya yang ditelepon itu, yang ternyata adiknya.

Dia langsung ngeluarin samurai dan nebas orang-orang di sana," lanjut Gus Antara saat ditemui Tribun Bali, Minggu (3/11).

Gus Antara yang saat itu berada di depan kantornya dan sedang bekerja, melihat langsung aksi yang dilakukan dua orang yakni Senik Simri Octavianus (23) dan Semi Adibuwo Octavianus (25) yang merupakan kakak-beradik.

Ibu & Istri Korban Penebasan di Kerobokan Menangis Ungkap Kondisi Abdi di IGD Sanglah: Kritis

Usai ditelepon kakaknya Semi Adibuwo, Senik Simri datang dari kos yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

Setiba di lokasi, mereka langsung melancarkan aksinya, karena parang sudah disiapkan di motornya.

"Parah itu suasana pas kejadian. Awalnya pembacokan di mes, terus ada dua orang lari ke tempat saya kerja dan terus dikejar oleh pembacok.

Saya gak berani negur, takutnya saya juga ikut ditebas," katanya.

"Sudah agak tenang, saya suruh pergi yang dua orang yang ditebas ini.

Yang satu lagi mau kabur saat dikejar, loncat ke mobil tapi kakinya malah nyangkut," terangnya.

Gus Antara mengatakan, ada delapan orang yang minum minuman keras di mes gudang besi saat itu, namun yang menebas hanya dua orang.

Bahkan dikatakan Gus Antara, ada kepala gudang yang ikut menjadi korban pembacokan yakni Abdi Ariji (42).

Ia katakan Ariji mengalami luka parah pada kepala, hingga menyebabkan tengkorak kepalanya terbuka lebar. 

"Saya sempat masuk ke mes bersama petugas kepolisian mau nyari kepala gudangnya untuk menanyakan masalah ini.

Tapi pas kita masuk, dia malah sudah terkapar gak sadar. Kayak orang mati," tambahnya.

"Terus kita bawa ke RS terdekat. Tapi karena lukanya yang parah, dia dirujuk ke RS lain. Lubang luka di kepalanya itu bisa masuk tangan saya," tuturnya.

Kepala Gudang Kritis di RSUP Sanglah

Abdi Ariji merupakan korban luka parah dengan kondisi kritis dalam aksi penebasan yang terjadi di kawasan Kerobokan, pada Jumat (1/11) larut malam. Tempat kejadian tepatnya di sebuah mes gudang besi di Jalan Muding Indah, lingkungan Kerobokan Kaja, Badung,

Setelah kejadian nahas ini, Ariji bersama dua temannya yang jadi korban, yakni Devi Ahmad (20) dan Salim (20), dilarikan ke RS Mangusada Badung. Karena mengalami luka parah di kepala, Ariji dirujuk ke RS Surya Husadha Ubung dan akhirnya ke RSUP Sanglah, Denpasar.

"Di sini masih ada dua orang yang kami rawat. Tapi kemarin memang ada yang dirujuk satu pasien ke RS Surya Husadha Ubung," kata dr Made Nurija, Kabid Pelayanan RS Mangusada, saat dihubungi Tribun Bali, Minggu (3/11).

Sementara itu, pegawai bagian informasi RS Surya Husadha Ubung, menuturkan bahwa pasien Ariji memang sempat dirawat di sana, namun pada pukul 14.00 Wita pasien telah dirujuk ke RSUP Sanglah.

Didapati Tribun Bali, Ariji kini sedang dirawat intensif di ruang NICU RSUP Sanglah. Hanya istri Ariji yang diperbolehkan untuk menengok ke dalam ruang NICU.

Di luar ruangan ada ibunda Ariji, yakni Ny. Endang, yang setia menunggu bersama seorang putranya. Ibu paruh baya ini sengaja datang dari Malang (Jawa Timur) untuk menengok Ariji, yang merupakan anak pertamanya.

Saat didekati Tribun Bali, ibu dari 10 anak ini tampak sedih.

"Ia benar anak saya sedang dirawat di dalam sana. Saya ke sini bersama anak saya yang nomor lima, namanya Rozaq," ucap Endang saat ditemui di RSUP Sanglah, Denpasar, Minggu (3/11).

Endang menceritakan, ia mengetahui musibah yang menimpa anaknya itu dari istri Ariji, yakni Tini.

"Saya tahu karena ditelepon oleh istrinya anak saya itu," ujarnya.

Menurut cerita yang ia dengar, kejadian yang menimpa anaknya itu berawal ketika ada perkelahian di tempat kerjanya. Ariji, sebut Endang, berusaha melerai perkelahian itu.

"Ceritanya, saat itu di ruang kerjanya, dia lagi misahin temannya yang berkelahi. Tapi, dia yang malah kena itu (senjata tajam)," jelasnya.

Endang mengaku tidak memiliki firasat apapun terhadap anaknya yang sudah lama merantau di Bali ini.

"Terakhir bertemu anak saya sewaktu Lebaran lalu. Saya gak ada firasat sama sekali tentang musibah ini, tiba-tiba sudah dengar ada kejadian ini," kata Endang dengan nada sedih.

Ia mengungkapkan, anaknya terkena tebasan parang di bagian depan kepala.

"Lukanya di sini," ujar Endang sambil menunjuk bagian kepalanya.

Sementara itu, ketika ditanya perihal kondisi terkini Ariji, Rozaq menuturkan bahwa kakaknya saat ini dalam keadaan kritis.

"Kritis," ucap Rozaq singkat.

Endang mengaku kesal karena pelaku telah menyebabkan anaknya mengalami nasib demikian. Tetapi, yang terutama ia harapkan saat ini adalah kesembuhan anaknya terlebih dahulu.

"Saya kesal sama pelakunya, saya belum tahu. Yang penting anak saya sembuh dulu," katanya.

Endang datang dari Malang bersama dengan keluarga kecilnya.

"Saya tinggal di Malang, tepatnya di Kepanjen. Berangkat ke Bali kemarin sekitar jam 10 malam. Lalu sampai di Bali jam 5 subuh," tuturnya.

Ia mengaku baru pertama kali ke Bali. Dengan kondisinya yang kurang fit dan karena usia, Endang mengaku banyak berhenti di jalan lantaran dirinya mabuk.

"Ibu belum pernah ke Bali, mabuk kendaraan saya," kata Endang.

Sementara itu, saat baru keluar dari ruang NICU, mata istri korban Tini tampak berlinang air mata. (riz/mfs).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved