2021 Mendatang, Gubernur Koster Pastikan Seluruh Pembangkit Listrik di Bali Pakai Bahan Bakar Gas

Konversi dilakukan dari awalnya yang berbahan bakar batubara atau bahan bakar minyak menjadi pembangkit listrik dengan menggunakan gas.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Meika Pestaria Tumanggor
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Gubernur Bali Wayan Koster yang didampingi oleh stakeholders terkait melakukan jumpa pers di rumah jabatannya, Selasa (12/11/2019) siang 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster terus mendorong para pelaku usaha ketenagalistrikan yang ada di Provinsi Bali untuk mengkonversi bahan bakar pembangkit listrik.

Konversi dilakukan dari awalnya yang berbahan bakar batubara atau bahan bakar minyak menjadi pembangkit listrik dengan menggunakan gas.

"Konversi dilakukan dalam jangka waktu yang disepakati oleh pelaku usaha ketenagalistrikan dengan Pemerintah Daerah dan/atau paling lama sesuai umur ekonomis pembangkit," kata Gubernur Koster saat melakukan jumpa pers di rumah jabatannya, Selasa (12/11/2019) siang.

Dijelaskan olehnya, saat ini Bali memiliki beberapa pembangkit listrik, salah satunya yang berada di Celukan Bawang dengan kapasitas 380 MW yang masih menggunakan bahan bakar batubara.

Pemprov Bali Beri Bantuan Hukum Masyarakat Miskin, Dewan Usulkan Rp 5 Juta per Kasus

BREAKING NEWS Anak Mantan Gubernur Bali Dipanggil Oleh Reskrimsus Polda Bali Siang Ini

Setahun yang lalu, Gubernur Koster mengaku sudah memanggil pemilik pembangkit listrik tersebut.

Selagi belum bisa mengkonversi pembangkit listriknya ke gas, Gubernur Koster meminta agar operasional pembangkit dibuat menjadi lebih ramah lingkungan dengan cara menginstal suatu alat dalam sistemnya sehingga folusi yang ditimbulkan menjadi lebih rendah.

"Dan hal itu sudah dilakukan oleh pemilik perusahaannya. Jadi PLTGU yang di Celukan Bawang itu saat ini walaupun menggunakan bahan batubara tapi sudah mulai proses pengolahan yang cukup baik sehingga sebenernya di sana sudah tidak lagi parah seperti dulu," terangnya.

Kemudian untuk dua pembangkit di Pesanggaran, Gubernur Koster mengatakan bahwa saat ini sudah menggunakan bahan bakar gas.

Sementara pembangkit di Gilimanuk 2020 mendatang juga sudah bersedia untuk menggunakan bahan bakar yang sama dan pembangkit sisanya dimulai pada 2021.

Tanda-Tanda Tubuh Butuh Liburan, Sering Lupa Hingga Nggak Nyambung

Sensus Penduduk Tahun 2020 Gunakan Metode Online dan Verifikasi Lapangan

"Jadi 2021 itu (pembangkit) yang ada di Bali ini itu semuanya sudah (memakai bahan bakar) gas," tuturnya.

Hanya saja, kata dia, energi listrik yang berasal dari kabel laut (payton) masih menggunakan bahan bakar batubara.

Hal tersebut dikarenakan pembangkit listriknya berada di Pulau Jawa sehingga bukan menjadi wewenang Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.

Sumber energi listrik payton yang sebesar 340 MW ini sekarang masih digunakan untuk Bali, namun kedepannya hanya akan difungsikan sebagai cadangan.

Dijelaskan, sebagai upaya dalam Mewujudkan Bali sebagai daerah yang mandiri energi, akan dibangun pembangkit yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Bali.

"Karena itu akan dibangun pembangkit listrik yang baru," jelasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved