Hari AIDS Sedunia
Kisah Penderita HIV yang Bangkit Setelah Suami Meninggal dan Diusir dari Keluarga
"Saya Arini. Saya terdiagnosa HIV positif tahun 2013". Demikian Arini memperkenalkan diri dalam acara Indonesian AIDS Conference
Buku itu terbit dalam dua jilid.
• Kisah Pengemis Tajir di Jakarta Simpan Uang Rp 194,5 Juta di Tas Ranselnya, Terkuak Punya Target Ini
• Ketergantungan Tidur Menggunakan AC Sebabkan Gangguan Kesehatan, Berikut 10 Cara Membuat Kamar Sejuk
Kebiasaan hidup sehat juga ditularkan ke kerabat sesama penderita HIV.
Sebab, kebanyakan Odhiv mengalami lemah pencernaan, terutama lambung maupun usus halus.
Kondisi itu bisa memngaruhi anxiety/mood swing, baik karena ESO maupun stres akibat pengaruh stigma dan diskriminasi lingkungan.
Kini, masa-masa terberat hidupnya sudah dapat dilalui. Kondisi kesehatannya juga sudah dapat diterima dan dipasrahkan kepada Tuhan.
Arini saat ini hidup bahagia bersama anak dan suaminya berkebangsaan Belanda.
Sang suami kedua ini diketahui negatif HIV.
• Bagikan 200 Tangkai Mawar Merah, Siswa SMP Dharma Wiweka Ajak Masyarakat Tak Jauhi ODHA
• 640.000 Orang Hidup dengan HIV, Berikut Fakta dan Sejarah HIV/AIDS
"Sejak tiga tahun sebelum menikah (dengan warga Belanda), saya undetected viral load," tutur lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya itu.
Artinya, selama Arini terus mengonsumsi ARV, dirinya tidak akan menularkan HIV.
Bahkan saat berhubungan seks, aman tidak menggunakan pengaman.
Mengenai anak, Arini mengatakan, karena faktor usia, ia dan suaminya sepakat untuk tidak memiliki anak.
Ia lebih cenderung menjadi orangtua angkat anak-anak telantar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Arini, Penderita HIV yang Bangkit Usai Terusir dari Keluarga..."