Masih Banyak Makanan dan Obat Berbahaya Beredar di Masyarakat, "Banyak yang Belum Sadar dan Paham"

Peredaran makanan dan obat-obatan yang tidak sehat atau tidak layak ternyata masih menjadi permasalahan di masyarakat

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Putu Supartika
Ciri-ciri aneka jajanan mengandung zat kimia Rhodamin B terletak pada warnanya yang mencolok. Masih Banyak Makanan dan Obat Berbahaya Beredar di Masyarakat, "Banyak yang Belum Sadar dan Paham" 

Masih Banyak Makanan dan Obat Berbahaya Beredar di Masyarakat, "Banyak yang Belum Sadar dan Paham"

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Peredaran makanan dan obat-obatan yang tidak sehat atau tidak layak ternyata masih menjadi permasalahan di masyarakat.

Dari hari ke hari, ternyata masih saja ditemukan makanan yang tidak sehat dan membahayakan.

Hal ini disinyalir karena para pengusaha dan industri, baik itu home industry maupun industri besar masih memproduksi pangan atau obatan dengan bahan berbahaya.

Hal ini menjadi sorotan dari Ketua Gerakan Pramuka Indonesia Kwartir Daerah (Kwarda) Bali Dewa Made Indra.

Riset BBPOM Terbaru: Arak dari Karangasem dan Buleleng Tak Mengandung Metanol

Ranitidin Resmi Diedarkan Kembali, 37 Obat Asam Lambung Ini Sudah Dapat Izin BPOM, Berikut Daftarnya

Hal itu Dewa Indra katakan saat melantik Satuan Karya Pramuka Pengawas Obat dan Makanan (Saka POM) Daerah Bali, Cabang Denpasar dan Gianyar di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Minggu (8/12/2019).

Ketua Gerakan Pramuka Indonesia Kwartir Daerah (Kwarda) Bali Dewa Made Indra melantik Satuan Karya Pramuka Pengawas Obat dan Makanan (Saka POM) Daerah Bali, Cabang Denpasar dan Gianyar di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Minggu (8/12/2019)
Ketua Gerakan Pramuka Indonesia Kwartir Daerah (Kwarda) Bali Dewa Made Indra melantik Satuan Karya Pramuka Pengawas Obat dan Makanan (Saka POM) Daerah Bali, Cabang Denpasar dan Gianyar di Gedung Wiswa Sabha Kantor Gubernur Bali, Minggu (8/12/2019) (Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana)

"Apakah mereka tidak tahu atau tahu tapi karena kepentingannya atau ambisinya untuk mencari keuntungan, maka mereka lakukan," jelasnya.

Selain masih banyak pengusaha atau industri yang masih nakal, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali ini mengatakan, masyarakat juga belum sadar atau belum teredukasi dengan baik soal peredaran bahan makanan dan obat-obatan berbahaya tersebut.

"Karena belum paham, mereka masih mencari (yang) murah, masih mencari yang enak, (dan) masih mencari yang bagus warna. Sudah mereka beli ternyata tidak sehat, itu karena mereka tidak tahu," kata dia.

Makanan Ringan Mengandung Pemanis Buatan, BPOM Temukan Label dengan Tulisan Kecil dan Samar

BBPOM Denpasar Sita Kopi Penambah Stamina, Izin Edar dan Nomor Registrasinya Fiktif

Dalam pembelian yang murah, biasanya, kata Dewa Indra, masyarakat membeli bahan obat-obatan yang mereka tidak ketahui memiliki bahan berbahaya.

Jika hal ini masih terus saja terjadi, maka Saka POM tidak boleh berhenti bekerja agar nantinya masyarakat semakin berhati-hati dalam membeli makanan dan obat-obatan.

Oleh karena itu, dirinya berharap, kerja sama antara Gerakan Pramuka dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Denpasar ini, nantinya dapat menurunkan permasalahan tersebut di masyarakat.

"Kita kurangi secara terus menerus sehingga pangan kita semakin sehat. Kalau kasus-kasus ini bisa kita turunkan terus-menerus sampai titik yang terendah maka boleh berbangga kerja sama Gerakan Pramuka dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan itu berhasil," tegasnya.

(*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved