Liputan Khusus
Bali di Ambang Krisis Air Bersih, Eksploitasi Air Tanah Sudah Melampaui 70 Persen
Intensitas pengambilan air tanah (biasa disebut Air Bawah Tanah/ABT) meningkat tajam dalam dua dekade terakhir di Bali.
Bali di Ambang Krisis Air Bersih, Eksploitasi Air Tanah Sudah Melampaui 70 Persen
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Intensitas pengambilan air tanah (biasa disebut Air Bawah Tanah/ABT) meningkat tajam dalam dua dekade terakhir di Bali.
Itu seiring dengan pesatnya pembangunan, termasuk akomodasi wisata, dan bertambahnya jumlah penduduk serta wisatawan.
Dalam catatan akhir tahun 2019, Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Daerah Bali menyebutkan bahwa tingkat eksploitasi air tanah yang terus-menerus dan makin intensif di Bali itu mengakibatkan terjadinya subsiden atau penurunan permukaan tanah.
Selain itu, eksploitasi air tanah secara masif berpotensi besar membawa Bali ke dalam keadaan krisis air tanah (air besih) tidak lama lagi.
“Jika bertolak dari keadaan saat ini, kondisi air tanah di Bali sedang tidak baik.
Jika tidak ada tindakan nyata untuk mengatasi eksploitasi air tanah yang terus-menerus, maka tidak usah menunggu waktu Bali akan mengalami krisis air,” jelas I Ketut Ariantana, Ketua IAGI Pengda Bali, yang bersama Ida Bagus Oka Agastya menyampaikan catatan akhir tahun IAGI kepada Tribun Bali akhir pekan lalu.
Pada 27 Desember 2019, IAGI Pengda Bali mengadakan musyawarah daerah sekaligus focus group discussion (FGD) yang antara lain mengangkat topik potensi gerakan tanah dan likuifaksi di Bali.
Disinggung pula tentang kondisi air tanah di provinsi ini.
Menurut Ariantana yang juga tergabung di Perhimpunan Ahli Air Tanah Indonesia (PAAI), potensi subsiden dan krisis air bersih ini sangat mungkin terjadi akibat cadangan air pada aquifer (lapisan batuan pembawa air tanah) di dalam lapisan tanah makin berkurang bahkan bisa habis.
Potret Kisara, Sebuah Kelompok Remaja di Denpasar yang Peduli Kampanyekan Isu Kespro |
![]() |
---|
Kasus Kekerasan Seksual di Denpasar Tinggi, Pelaku Didominasi Adalah Orang Terdekat Korban |
![]() |
---|
Pendidikan Kespro di Denpasar Masih Dianggap Tabu, Begini Sebabnya |
![]() |
---|
Akui Ada Rasa Takut Terpapar Covid-19, Pecalang di Desa Adat Denpasar Ini Rajin Konsumsi Jahe |
![]() |
---|
Desa Adat di Bali Garda Terdepan Penanganan Covid-19, Tapi Kena Realokasi Anggaran |
![]() |
---|