Limbah dan Sampah di ABG Gilimanuk Dikeluhkan Warga
Eks Terminal Gilimanuk Akan Dijadikan Wisata Kuliner Khas Jembrana Ayam Betutu,Limbah dan Sampah di ABG Gilimanuk Dikeluhkan Warga
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pemerintah Kabupaten Jembrana sedang serius menggarap wisata Gilimanuk, Bali.
Bahkan, Eks Terminal Gilimanuk akan dijadikan wisata kuliner khas Jembrana ayam betutu atau Anjung Betutu Gilimanuk (ABG).
Sayangnya, harapan untuk memajukan wisata kuliner itu tidak berbanding lurus dengan kebersihan yang perlu dijaga.
Beberapa warga penyanding dan pengunjung di sekitaran kawasan ABG, menilai sampah dan limbah mencemari lingkungan.
• Kasus Curi Pakan Ternak di Jembrana, Polisi Juga Tangkap Penadah
• Kasus Pencurian Sapi di Jembrana Didalangi 2 orang, Fauzi Mengaku Jual Sapi Per Ekor 6 Juta
• Tak Layak Konsumsi, Dinas Koperindag Jembrana Temukan Bahan Pangan yang Dikemas Ulang
Padahal, faktor penting dalam mengembangkan wisata ialah kebersihan lingkungan itu sendiri.
Sehingga, pengunjung nyaman beralama-lama menyantap hidangan dan bercengkarama di lokasi wisata.
Beberapa pengunjung yang melewati areal ABG pada Kamis (2/1/2020) sampai-sampai menutup hidung karena limbah meluber.
Sehingga menimbulkan bau tidak sedap.
Kesan jorok pun sangat terkesan saat melewati tempat tersebut.
Seorang pengunjung, Yumar mengaku, bahwa harusnya pedagang-pedagang kuliner di Gilimanuk dibina oleh pemerintah.
Supaya membuat pengolahan limbah. Sehingga tidak membuang limbah sembarangan.
Ketika berharap pariwisata Jembrana maju, maka masyarakat harus diedukasi.
Selain dengan dibangun ya infrastruktur dan penyediaan fasilitas di dalamnya.
"Harusnya ada edukasi. Kalau terkesan jorok kan sayang sekali. Bagaimana pariwisata itu maju. Kalau kebersihan tidak dijaga," ucapnya, Kamis (2/1/2020) kemarin siang.
Pengunjung lain, Sri W mengaku, bukan hanya limbah, namun areal Eks Terminal yang masih dalam tahap penataan sudah terlihat kotor dan sampah berserakan.
Sampah itu berserakan baik di areal parkir, areal sekitaran ABG dan di toilet.
Bahkan, tidak ada tong sampah juga menjadi faktor terjadinya kesan kumuh di areal ABG.
"Seharusnya disediakan tong sampah. Jadi biar tidak sampah berserakan," ungkapnya.
Kadis LHKP Wayan Sudiarta mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan terhadap limbah dan sampah di areal ABG tersebut.
Sebelumnya proyek pembangunan Anjungan Betutu Gilimanuk (ABG) yang menjadi pusat kuliner kontrak kerjanya dengan rekanan diputus.
Karena pihak rekanan CV Lumbung Suadan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
Sehingga proyek dipastikan tertunda.
"Kami akan lakukan pengecekan," ujarnya.
Beberapa waktu sebelumnya, Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan melakukan peninjauan bersama sejumlah kepala dinas terkait.
Ia mengecek langsung proyek di garapan CV Lumbung Suadana dengan anggaran Rp 4,6 miliar yang molor tersebut.
Hingga saat ini yang belum dikerjakan rekanan yaitu taman, pemasangan pagar BRC, rumah payung.
Sedangkan pengaspalan landasan parkir sudah dilaksanakan sesuai arahan Wabup yang harus selesai 27 Desember.
Pemkab akan melanjutkan pembangunan tahap kedua tahun 2020, sehingga pedagang bisa berjualan kembali dan ABG itu bisa berjalan.
Pihaknya akan memasang spanduk kalau proyek ini akan dilanjutkan pada tahap kedua.
Sedianya, ABG ini ialah wisata kuliner betutu, dimana warung yang sudah ternama seperti Men Tempeh, Bu Lina dan Bu Ferry akan berada dalam satu areal.
Begitupula pedagang lainnya yang sebelumnya digusur termasuk pedagang buah.
Anjungan Betutu Gilimanuk itu juga akan dikelola oleh tenaga yang memiliki kompetensi, dan diharapkan dapat berjalan maksimal dalam peningkatan perekonomian sekaligus pemasukan bagi daerah. (*).