Kental dengan Nilai-nilai Tradisi, Perayaan Imlek di Bali Juga Disebut Galungan China

Imlek di Bali juga disebut Galungan China. Imlek sebagai Galungan China karena di Bali terkenal dengan kearipan lokalnya.

Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Huda Miftachul Huda
Tribun Bali/Firizqi Irwan
Masyarakat yang datang ke Vihara Dharmayana Kuta melaksanakan peribadatan yang dilakukan pada perayaan Tahun Baru China atau Imlek, Selasa (5/2/2019). 

TRIBUN-BALI.COM - Tanggal 25 Januari 2020 mendatang, Tahun Baru Imlek 2571 akan dirayakan.

Pernahkah Tribunners merayakan Imlek di Bali?

Atau tahukan Tribunners apa yang menarik ketika perayakan Imlek di Bali?

Imlek di Bali juga disebut Galungan China.

Pemangku di Griya Kongcho Dwipayana Tanah Kilap, Ida Bagus Adnyana mengatakan disebutnya Imlek sebagai Galungan China karena di Bali terkenal dengan kearifan lokalnya.

"Ini wujud kearifan lokal di Bali yang artinya Chinese dan Bali itu menyatu seperti bersaudara," kata Adnyana.

Ia menambahkan setiap Galungan China ini ada ciri khas yakni turun hujan sehingga dikatakan bahwa Bhatara China turun ke dunia.

Dalam kehidupan masyarakat Tionghoa, hujan diyakini sebagai lambang kesejahteraan.

"Hujan secara logika kan air yang membawa berkah yang jadi lambang kesejahteraan. Kalau sudah sejahtera pasti bahagia," kata Adnyana.

Selain itu ada berbagai pernak pernik Imlek seperti tebu yang jadi simbol penuntun agar seseorang berjalan di jalan yang benar. 

"Kalau ang pao itu diberikan oleh yang lebih tua kepada yang muda. Ini sudah tradisi Chinese yang merupakan simbol suatu ikatan supaya tidak lupa berbakti pada orangtua," katanya.

Salah satu warga yang merayakan Imlek, I Made Julio Saputra, mengatakan Imlek disebut Galungan China agar lebih akrab.

"Imlek di Bali juga sering disebut Galungan Cina. Mungkin biar lebih akrab, daripada kata Imlek yang sedikit asing di telinga kita,” kata Julio.

Sebagaimana kebiasaan di desanya, yaitu Desa Baturiti, Tabanan, warga Hindu yang ada di sana akan membantu warga keturunan untuk mempersiapkan penyambutan Hari Raya Imlek.

Sebaliknya, nantinya warga keturunan juga akan melaksanakan tradisi ngejot (berbagi) kepada warga atau tetangga yang beragama Hindu di sana.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved