Kental dengan Nilai-nilai Tradisi, Perayaan Imlek di Bali Juga Disebut Galungan China
Imlek di Bali juga disebut Galungan China. Imlek sebagai Galungan China karena di Bali terkenal dengan kearipan lokalnya.
Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Huda Miftachul Huda
Inti dari hari raya Imlek bagi masyarakat Tionghoa adalah berkumpul bersama, duduk di meja makan dan bersyukur dalam kebersamaan.
Namun, ada serangkaian sejumlah ritual yang dilakukan dalam menyambut tahun baru.
Salah satunya adalah mereka harus membersihkan rumah mereka sebelum Imlek.
Menurut kepercayaan Tionghoa, membersihkan rumah dapat mengeluarkan hal buruk selama setahun sebelumnya.
Mereka biasanya menyapu halaman rumah dan menata kondisi rumah menjelang Imlek.
Namun, membersihkan rumah justru pantang dilakukan saat Imlek.
Sejarawan Revando Lie sebagai pemerhati Tionghoa mengungkapkan bahwa bersih-bersih ketika Imlek mampu memberikan segala keberuntungan seseorang, ketika dilakukan sebelum tahun baru.
Dalam tradisi Imlek sangat dihindari kebiasaan yang dianggap tabu yakni menangis, mengucapkan kata kotor, berkata kasar, berpakaian hitam, makan bubur, meminjam uang dan lain sebagainya.
Kebiasaan menangis didefinisikan sebagai lambang kesedihan, serta harus dihindari.
Mengucapkan kata-kata kotor dipercaya akan mendatangkan ucapan itu menjadi kenyataan.
Sedangkan makan bubur didefinisikan menghalangi rezeki dan mendekatkan diri pada kemisikinan.
Oleh karena itu, di meja makan biasa tersedia nasi padat agar rezeki lancar.
2. Angpau
Angpau berasal dari bahasa Hokkien, sedangkan dalam Bahasa Mandarin disebut Hongbao yang maknanya amplop merah.
Selain menjadi tradisi di China, pemberian angpau juga diadopsi oleh masyarakat Tionghoa di Asia Tenggara dan beberapa negara yang memiliki populasi keturunan Tionghoa yang besar.