Kental dengan Nilai-nilai Tradisi, Perayaan Imlek di Bali Juga Disebut Galungan China
Imlek di Bali juga disebut Galungan China. Imlek sebagai Galungan China karena di Bali terkenal dengan kearipan lokalnya.
Penulis: Meika Pestaria Tumanggor | Editor: Huda Miftachul Huda
Adapun jotan tersebut berupa makanan seperti kue, sayur, dan makanan khas Tionghoa lainnya.
Bahkan, ia mengatakan sering mendengar perkataan warga di sana, “Kapan Galungan China?”
Menurut Julio, yang ia dapatkan dari penuturan engkongnya, beberapa makanan maupun pernak-pernik Imlek memiliki makna dan arti yang mendalam.
Jeruk Mandarin merupakan simbol kekayaan dalam kepercayaan dan budaya Cina, karena terlihat seperti bola-bola emas.
Mie panjang umur memiliki makna panjang umur bagi orang-orang Tionghoa.
Permen dan manisan itu bermakna sebagai harapan yang ingin dicapai tahun ini.
Kue keranjang harus selalu disusun bertingkat dan tinggi.
Ini memiliki makna peningkatan rejeki dan kemakmuran bagi orang-orang Tionghoa.
Kue ini juga dimakan sebelum makan nasi, sebagai penghargaan agar selalu beruntung dalam melakukan apapun.
Penjor tebu di pintu masuk memiliki makna keberuntungan dan simbol panjang umur, semakin banyak ruas tebunya semakin beruntung.
Angpao memiliki makna hadiah bagi anak-anak karena umur mereka bertambah.
Sedangkan lampion bermakna sebagai simbol kebahagiaan seseorang.
Perayaan Imlek juga kental dengan tradisi.
Dilansir dari kompas.com, selain pementasan barongsai dan liong, berikut sejumlah tradisi Tionghoa yang menarik saat perayaan Imlek.
1. Pantangan