Gelombang Tinggi, Nelayan Ujung Pesisi Karangasem Takut Melaut
Sebagian nelayan di Ujung Pesisi Karangasem tak turun melaut sejak 3 - 5 hari lalu
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Irma Budiarti
Gelombang Tinggi, Nelayan Ujung Pesisi Karangasem Takut Melaut
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Sebagian nelayan di Ujung Pesisi, Tumbu, Kecamatan Karangasem, Karangasem, Bali, tak turun melaut sejak 3 - 5 hari lalu.
Pemicunya karena cuaca di sekitar Perairan Selat Lombok belum bersahabat.
Gelombang cukup tinggi hingga mencapai 1,5 meter, sedangkan angin cukup kencang.
Juned, nelayan asal Ujung Pesisi menjelaskan, nelayan yang tidak melaut hanya sebagian, karena mengutamakan keselamatan.
"Ada sebagian nelayan masih takut turun melaut dikarenakan gelombang tinggi. Hanya ada beberapa nelayan yang melaut, itu pun yang berani," kata Juned, Jumat (10/1/2020) siang.
Ditambahkan, jumlah nelayan di Ujung Pesisi diperkirakan 150 orang.
Sebagiaan nelayan tidak turun melaut lantaran takut gelombang tinggi, sedangkan sisanya tetap turun melaut untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
• Pemkab Buleleng Minta Hibah Tanah untuk Bangun TPA di Desa Patas
• Presiden Terima Menlu Jepang, Jajaki Kerja Sama Kemampuan Berbahasa Jepang bagi SDM Indonesia
Ia menuturkan, belum bisa dipastikan sampai kapan libur melaut mengingat cuaca bisa berubah.
"Kemungkinan turun ke laut setelah gelombang dan angin di tengah bersahabat. Kami belum bisa memastikan kapan cuaca bersahabat," ungkap Juned.
Nelayan mengisi waktu kosong dengan cara memperbaiki peralatan melaut, seperti memperbaiki jaring, layar, dan perahu, serta peralatan melaut.
Hal serupa juga diungkapkan beberapa nelayan.
Minimnya hasil tangkapan menjadi pemicu nelayan enggan melaut.
Per orang kadang hanya dapat 100 hingga 250 ekor.
• Alasan Teco Optimistis Menang Lawan Tampines Rovers di Singapura
• Tunggakan PHR di Bangli Sentuh Angka Rp 1,3 Miliar, BKPAD Rencanakan Pemutihan
Harga ikan tongkol pun tak bersahabat, Rp 2.000 sampai 3.000 per ekornya.