Bangli Bangun Jalan Buntu Senilai Rp 3 Miliar Warga: Pembuatan Jalan Cepat, Empat Bulan Sudah Beres
Ruas jalan itu disebut-sebut menghubungkan Desa Mangani dengan wilayah Kabupaten Badung. Namun anehnya, jalan tersebut justru buntu.
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Jalan tersebut juga merupakan jalur alternatif paling cepat. Saat ini kalau kita mau ke Badung Utara, kita harus memutar lewat Desa Catur. Kurang lebih membutuhkan waktu 45 menit. Namun jika jalur alternative itu jadi, untuk akses dari Mengani ke Belok Sidan hanya sekitar 5 menit. Di samping juga menjadi akses utama bagi masyarakat Batukaang, Binyan, Belanga untuk menuju Denpasar,” ucapnya.
Sedangkan disinggung mengenai kondisi jalan yang telah retak-retak, Armawan mengaku sudah sempat memohon perbaikan saat ruas jalan tersebut masih dalam masa pemeliharaan.
Namun setahun masa pemeliharaan belum ada tanggapan.
Sementara itu, Wakil ketua DPRD Bangli, I Komang Carles menyayangkan adanya ruas jalan tersebut.
Ia menilai pembuatan jalan itu cenderung pemborosan. Ini mengingat warga yang bermukim di sekitarnya cenderung sedikit.
Carles tidak memungkiri penting adanya pengembangan.
Namun menurut dia, semestinya program pembuatan jalan lebih mengutamakan ruas-ruas jalan yang menjadi prioritas.
“Itu kan ada SK Bupati tahun 2013 dan 2017 tentang ruas jalan kabupaten, tuntaskan dulu itu. Ruas jalan ini kan pasti termasuk ruas jalan baru, semestinya bisa dikerjakan belakangan. Terlebih ini jalan buntu. Ini seolah kita sok kaya, karena Badung saja belum buat jalan, sedangkan kita yang di perbatasan sudah buat,” ujarnya.
Selain itu, yang juga menjadi prioritas adalah ruas jalan yang rusak akibat bencana.
Seperti ruas jalan Batur-Tandang-Yeh Mampeh.
Carles mengatakan ruas jalan tersebut rusak sejak tahun 2017 silam, dan hingga kini belum mendapat perbaikan.
“Saya anggarkan di perubahan (APBD) sudah, tapi tidak dilaksanakan. Sekarang tahun 2020 juga tidak mendapat anggaran perbaikan. Sedangkan ruas jalan tersebut saat ini mirip hutan lantaran putus."
"Padahal jalan yang putus tidak lebih dari 15 meter, dari total panjang jalan 2 kilometer. Itu sudah merupakan ruas jalan kabupaten dan merupakan akses pemukiman, serta pertanian,” ungkap pria yang juga anggota Badan Anggaran (Banggar) DPRD Bangli ini.
Politisi asal Desa Batur itu menambahkan, pihak dia melalui pandangan umum fraksi Demokrat sejatinya sudah kerap meminta pihak dinas agar lebih memprioritaskan perbaikan jalan yang terdampak bencana.
Kendati demikain permintaan itu diakui tidak diindahkan oleh pihak OPD.