Berkenalan Dengan Endometriosis, Penyebab Wanita Susah Hamil
Berkenalan Dengan Endometriosis, Penyebab Wanita Susah Hamil, Penyakit Kronis Lapisan Fungsional yang Bersifat Sensitif Terhadap Hormon
Selain itu, perempuan yang merasakan nyeri saat haid (dismenore) memiliki kemungkinan menderita endometriosis pada tingkat sedang sampai berat.
Data Rumah Sakit Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo RSCM mengungkap, 82,5 persen pasien endometriosis memiliki keluhan dismenore kronis sebesar 81 persen dan 33,7 persen infertilitas atau sulit hamil.
Rasa nyeri yang diderita perempuan endometriosis bahkan menyebabkan terganggunya kualitas hidup dan produktivitas kerja karena ketidakhadiran rata-rata 5,3 jam per minggu.
Apa itu endometriosis?
Pertumbuhan jaringan mirip endometrium atau disebut endometriosis merupakan penyakit kronis lapisan fungsional yang bersifat sensitif terhadap hormon, dan tumbuh di luar rongga rahim.
Terdapat beberapa jenis endometriosis berdasarkan lokasinya, antara lain susukan endometriosis selaput perut atau peritoneum, endometriosis penyusukan lebih dalam atau deep endometriosis, dan endometriosis indung telur atau ovarium.
Salah satu teori menyatakan bahwa penyebab penyakit endometriosis adalah adanya kelainan endometrium.
Sementara, endometrium merupakan lapisan terdalam pada rahim dan tempat menempelnya ovum yang telah dibuahi.
Pada fase menstruasi, terjadinya peluruhan dinding rahim atau pembuluh darah yang terdapat di dalam lapisan endometrium tersebut.
Namun, pada saat terjadi kelainan endometrium yang menyebabkan endometriosis, peluruhan dinding rahim tersebut justru mengalir balik menuju rongga perut dan mengalami perlekatan dan tumbuh berkembang di daerah peritoneum.
Gejala penyakit endometriosis berkaitan dengan keluhan nyeri saat haid, nyeri saat masa subur, nyeri saat buang air kecil dan besar, perdarahan abnormal, nyeri panggul kronis, kelelahan, dan infertil.
Gen Pengkode Nyeri Menurut Okta, wanita dengan endometriosis yang berakibat hingga infertilitas terjadi karena lamanya waktu penyakit yang satu ini dapat terdiagnosis.
"Dan sayangnya penyakit ini terdiagnosis setelah 12 tahun menderita penyakit tersebut," kata dia.
Oleh sebab itulah, dalam penelitiannya Okta mencoba untuk memanfaatkan genetika yang disebut dengan Gen Pengkode Nyeri, yang mana hal ini dijadikan pengembangan deteksi dini penyakit endometriosis tanpa tindakan operasi.
Penelitian ini telah menganalisis gen-gen pengkode nyeri yang ditinjau dari aspek genetik dan epigenetik pada penderita endometriosis.