Wagub Cok Ace Sikapi Penundaan Penerbangan, Terkendala Pemulangan Wisatawan China yang Masih di Bali

Penundaan penerbangan ini berlaku mulai 5 Februari 2020 pukul 00.00 Wita hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali / I Wayan Sui Suadnyana
Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) saat ditemui sejumlah awak media usai melakukan rapat dengan pemangku kepariwisataan di Ruang Rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (3/2/2020) 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Setelah merebaknya virus Corona (2019-nCoV), Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akhirnya mengambil kebijakan untuk menunda penerbangan dari dan ke seluruh destinasi di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), kecuali untuk Hongkong dan Macau.

Penundaan penerbangan ini berlaku mulai 5 Februari 2020 pukul 00.00 Wita hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali nampaknya berusaha menyikapi adanya kebijakan penundaan penerbangan ini.

Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) mengatakan bahwa pihaknya akan berupaya menyampaikan hal ini kepada masyarakat, khususnya wisatawan Tiongkok yang masih berada di Bali.

Menurutnya, jika wisatawan China yang berangkat sebelum tanggal 5 Februari 2020 tentu tidak ada permasalahan.

"Tapi yang kita sikapi adalah mereka yang seharusnya berangkat setelah tanggal 5, tapi mereka ingin berangkat mendahului karena tidak ada penerbangan lagi," kata Cok Ace saat ditemui usai melakukan rapat dengan pemangku kepariwisataan di Ruang Rapat Praja Sabha Kantor Gubernur Bali, Senin (3/2/2020).

Cok Ace menuturkan, pihaknya masih membutuhkan data siapa saja nama wisatawan Tiongkok tersebut dan di mana lokasi tinggalnya masih menjadi kendala.

Dirinya mengaku susah untuk mengeluarkan keputusan apabila data mengenai jumlah turis asal Tiongkok dan di mana tinggalnya belum jelas.

Hal itu karena data tersebut diperlukan untuk melakukan penambahan penerbangan dari Bali ke Tiongkok.

"Dan juga tidak menutup kemungkinan masih ada wisatawan yang tercecer di Bali karena mereka belum mendengar informasi," kata dia.

Guna mengupayakan data jumlah wisatawan Tiongkok di Bali ini, Cok Ace mengaku pihaknya langsung bergerak, mulai dari hotel, vila, travel agent dan seluruh pemangku kepentingan kepariwisataan.

Namun dirinya mempunyai asumsi bahwa berdasarkan data Badan Pusat Statistik, rata-rata wisatawan Tiongkok yang datang ke Bali tinggal selama empat hari.

Sementara jumlah kedatangannya rata-rata sekitar 1.200 orang.

Oleh karena itu, yang akan berangkat kembali ke negara asalnya adalah mereka yang datang pada tanggal 1 Februari 2020.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved