Soal Penyebab Kematian Ratusan Babi di Bali, Kadistan Bali Akui Salah Ngomong 

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sempat menyatakan bahwa kematian ratusan babi di Bali disebabkan karena virus African Swine Fever (ASF) atau Demam

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Tribun Bali/Wema Satyadinata
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana. 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sempat menyatakan bahwa kematian ratusan babi di Bali disebabkan karena virus African Swine Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.

Namun kini pernyataan tersebut justru malah dibantah dengan alasan bahwa hasil laboratorium belum keluar.

Ironisnya, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana mengakui bahwa dirinya salah ngomong soal kematian babi di Bali karena virus ASF.

“Terus terang saya sempat stres juga, sempat shok, jadinya salah omong,” kata Wisnuardhana saat ditemui di acara makan daging babi bersama di halaman kantornya, Jum’at (7/2/2020).

Sebelumnya, Wisnuardhana mengakui bahwa penyebab kematian babi di Bali disebabkan oleh virus ASF.

Home Industri Ganja Sintesis Digerebek Polisi, 4 Operator Sedang Pesta Sabu

Followers Tembus 200 Juta Lebih, Cristiano Ronaldo Pecahkan Rekor Pengikut Terbanyak di Instagram

Pemprov Bali Tanggapi Kasus Kematian Sapi di Bangli, Sebut Karena Keracunan Pestisida

Hal itu ia katakan saat dihubungi Tribun Bali pada Rabu (5/2/2020).

"Iya mati karena African Swine Fever dan sudah positif kita lakukan uji laboratorium," ujar dia saat dihubungi melalui sambungan telepon waktu itu.

Dirinya menduga, babi di Bali bisa terkena virus ASF karena diberikan makanan hotel, restoran dan katering (Horeka) dan belum dimasak dengan baik.

Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra mengaku membenarkan kematian babi namun masih dalam status suspect (dugaan) ASF.

Ketua PHDI Sebut Arak Bali Punya Tiga Manfaat

Selain Ular Python, Rumah Made Atmadi di Denpasar Juga Sempat Dimasuki Dua Ular Kobra

Pemprov Bali Sempat Nyatakan Kematian Babi di Bali Positif ASF namun Kini Justru Membantah

“Selama ini memang suspect karena menunggu hasil lab,” tuturnya saat ditemui di acara yang sama.

Mengenai pengakuan Wisnuardhana yang mengaku salah ngomong soal kematian babi di Bali, Sekda Dewa Indra beralasan bahwa Kadistan adalah insinyur pertanian dan bukan dokter atau dokter hewan.

Sehingga, kata dia, keadaan suspect itu diartikan keadaan positif.

“Saya juga harus belajar membedakan antara dalam keadaan pengawasan, suspect dan positif. Karena itu istilah-istilah kesehatan ya. Tetapi beliau kan sudah ralat,” katanya.

Cerita Pengantin Baru Menikah di Tanggal Cantik 02-02-2020 Menanggung Malu, Tamu Terlanjur Datang

Gaduh Soal Penggerebekan PSK oleh Andre Rosiade, Partai Gerindra Minta Maaf & Menguak Fakta Ini

Dirinya menuturkan, dari kasus ini pihaknya bisa mengambil pelajaran bahwa peternakan di Bali sewaktu-waktu ada ancaman penyakit.

Oleh karena itu semua pihak harus waspada.

Kedua, jika ada penyakit maka tidak boleh buru-buru menyatakan bahwa hal itu positif.

“Kita harus melakukan uji-uji yang benar, baik itu penyakit pada manusia maupun pada hewan. Harus dilakukan uji-uji yang benar yaitu melalui laboratorium,” tuturnya.

Mengenai dugaan ASF ini, Sekda Dewa Indra menegaskan bahwa pihaknya sudah melakukan uji laboratorium namun hasilnya belum keluar.

Namun menurutnya, tidak perlu menunggu hasil uji lab untuk menentukan langkah.

Pihaknya menyatakan bahwa telah melakukan langkah-langkah pengendalian.

Ia mengklaim hasil dari pengendalian tersebut sudah tidak ada babi lagi yang mati dalam pekan terakhir ini dengan gejala yang sama.

“Kalau mati dengan sebab yang lain mungkin ada, tapi kalau dengan gejala yang sama sudah tidak ada. Artinya apa, artinya kita sudah berhasil melakukan pengendalian,” pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved