RSU Bangli Tidak Punya CT Scan, Pasien Terpaksa Dirujuk ke Klungkung
Berbulan-bulan lamanya, RSU Bangli masih belum melengkapi fasilitas rumah sakit dengan alat CT scan
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Irma Budiarti
Sebagai rumah sakit yang menyandang status Badan Layanan Umum (BLU), Arsana mengatakan rujukan parsial ini berdampak pada berkurangnya pendapatan RSU Bangli.
Pasalnya penggunaan CT scan juga memiliki biaya tersediri dan bisa diklaim melalui BPJS.
“Saya pernah hitung dalam tiga bulan pembiayaannya mencapai Rp 50 juta. Pembayaran ini sudah satu paket dengan BPJS, sehingga pasien tidak lagi dibebankan pembiayaan. Namun demikian, terjadi kerugian di RS karena tidak efektif efisien. Seperti saat merujuk pasien, tentunya kami harus mengeluarkan uang untuk biaya bensin, hingga biaya makan sopir,” katanya.
Pejabat asal Desa Songan, Kintamani ini, mengatakan pengadaan alat CT scan membutuhkan anggaran mencapai Rp 13 miliar.
Pengadaan alat tersebut diupayakan dengan dua cara, yaitu kerja sama dengan pihak ketiga, serta pengusulan ke pemerintah pusat.
Untuk pengadaan secara kerja sama dengan pihak ketiga, Arsana mengaku ada dua rekanan dan kini pihaknya tengah melakukan penjajakan soal pembagian hasil.
Sedangkan pengadaan lewat pemerintah pusat, diakui akan segera diusulkan melalui Aplikasi Sarana dan Prasarana Alat Kesehatan (Aspak).
“Kami mengusulkan alat CT scan yang bagus, yakni jenis alat 16 slice. Dengan demikian pemindaian yang dilakukan bisa mendapatkan hasil yang lebih detail. Mudah-mudahan bisa secepatnya terealisasi,” harapnya.
(*)