Pemkab Jembrana Gelar Acara Bulan Bahasa 2020, Pertahankan Budaya dengan Bulan Bahasa

Pemkab Jembrana Gelar Acara Bulan Bahasa 2020, Pertahankan Budaya dengan Bulan Bahasa

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Istimewa
Sekda I Made Sudiada saat melakukan paparan di Gedung Ir Soekarno Selasa (11/2/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA - Pemerintah Kabupaten Jembrana menggelar acara bulan bahasa 2020.

Bulan bahasa digelar sebagai upaya pelestarian bahasa daerah, khususnya bagi kalangan milenial.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Jembrana sebagai insiator, akan memusatkan Bulan Bahasa Bali yang dipusatkan di Gedung Kesenian Bung Karno, Jembrana, Bali, mulai Selasa (11/2/2020) hingga perayaan Valentine pada Jumat (14/2/2020) mendatang.

Sekda Jembrana, I Made Sudiada menyatakan, bahwa eksistensi bahasa daerah sebagai bahasa ibu terus terancam.

Lucinta Luna Akhirnya Tempati Sel Ini, Jadi Sorotan Justru Soal Kelamin di KTP & Paspor Berbeda

Berkunjung ke Cat Cafe Sanur, Cafe Unik yang Ajak Pengunjung Berinteraksi dengan 16 Kucing

Fakta-Fakta Lucinta Luna & Narkoba, Ditangkap Bersama Pasangan Hingga Pakai Sejak 6 Bulan Lalu

Setiap tahun kurang lebih ada 11 bahasa daerah yang punah.

Sementara 22 bahasa daerah lainnya terancam punah.

Meski belum sampai merambah ke Bali, namun, hal itu mesti diantisipasi.

"Sejak dalam kandungan ibu, manusa Bali (krama Bali) telah dibekali dengan basa, sastra dan aksara suci. Ini bertujuan agar manusa Bali menjadi manusia yang suputra dan manusia yang Sujana," ucapnya, Selasa (11/2/2020) kemarin di Gedung Ir Soekarno.

Ia berkata, tak hanya saat lahir atau hidup saja, manusia Bali begitu ketika telah meninggal kembali akan dibekali dengan aksara suci yang bertuliskan rurub kajang (sebuah kain yang telah bertuliskan sastra suci oleh Ida Sulinggih) dengan harapan setelah meninggal Sang Atma bisa mewali ke aksara “OM”.

Dengan demikian, Bulan Bahasa ialah tekad atau semangat dalam melestarikan bahasa, aksara dan satra Bali tetap ajeg dan lestari.

"Ini khususnya ke kaum milenial, kami minta kaum melineal untuk tidak merasa malu berbahasa Bali. Pelestarian dan perlindungan basa, aksara dan sastra Bali," tegasnya.

Bukan hanya melestarikan, Bulan Bahasa ialah bagaimana di era serba modern seperti sekarang ini, untuk meningkatkan kecintaan basa, aksara dan sastra Bali.

Tidak ada alasan kaum milenial merasa kimud (malu) berbahasa bali atau ada stigma basa Bali itu merasa “desa” alias tidak modern.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, I Nengah Alit mengaku, kalau dalam bulan bahasa Bali ini akan dilaksanakan berbagai kegiatan dan perlombaan.

Setelah acara pembukaan, kemarin, maka mulai Rabu (12/2/2020) bulan bahasa, sastra dan aksara Bali ini, akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan perlombaan seperti lomba Nyurat Alsara Bali, newacen Aksara Bali, nyatwa Bali termasuk saat penghujung acara akan dilaksanakan pagelaran Drama Gong yang akan di pusatkan di panggung Pura Jagat Natha tanggal 14 Februari depan.

"Jadi ada rangkaiannya hingga Jumat depan," ucapnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved