Mengatasi Masalah Anak dengan Hypnoparenting, Seminar Coding DNA Anak Genius Digelar di Denpasar
CV BBM (Bincang-Bincang Medis) Melindo mengadakan seminar Hypnoparenting & Workshop Coding bertajuk Coding DNA Anak Genius di Era Digital
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Irma Budiarti
Mengatasi Masalah Anak dengan Hypnoparenting, Seminar Coding DNA Anak Genius Digelar di Denpasar
Laporan Wartawan Tribun Bali, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - CV BBM (Bincang-Bincang Medis) Melindo mengadakan seminar Hypnoparenting & Workshop Coding bertajuk Coding DNA Anak Genius di Era Digital, di Denpasar, Bali, Minggu (16/2/2020), pukul 08.00 Wita.
Seminar ini sengaja diadakan hari Minggu agar peserta seminar seperti para orangtua bisa datang dengan keluarga lengkap.
Selain itu, acara ini juga dihadiri calon orangtua (mahasiswa dan peserta seminar yang belum menikah).
Direktur dari CV BBM Melindo, dr I G N M Bayuningrat, SpOG(K), M M, mengatakan kegiatan ini berakar dari permasalahan yang ada di masyarakat.
Saat ini terdapat perbedaan antara orangtua dan anak.
Antara milenial dengan tempo dulu.
Jika pemahaman orangtua tempo dulu digunakan untuk mendidik anak di era digital ini, pasti tidak akan nyambung.
“Akar permasalahan pada anak di era digital ini adalah pola asuhnya,” Ujar Bayu.
Maka dari itu, lanjutnya, pola asuh ini harus dibenahi dan itu semua mulai dari unit terkecil yaitu keluarga.
Orangtua juga harus tahu bagaimana perkembangan anak zaman sekarang.
Hypnoparenting adalah aplikasi hipnosis yang ditujukan membangun pola asuh anak dengan mengaplikasikan ke media hipnosis.
• Bali Sulit Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Begini Komentar Pelatih Bali United Teco
• Sponsor Minta Serdadu Tridatu Juara Piala AFC 2020, Ini Jawaban Pelatih Bali United Teco
Jadi, sebelum masuk ke hypnoparenting, orangtua diwajibkan mempelajari tentang bagaimana tahapan tumbuh kembang anak.
Seminar ini diisi dua narasumber salah satunya Ns NLP Suntari Cakera S kep, M Pd selaku parenting partner, dan dr I Gusti Putu Darmika, CHt, MPH selaku praktisi hipnoterapi.
Ns NLP Suntari Cakera mengatakan, sebagai orangtua harus memahami tumbuh kembang anak, seperti masalahnya ada dimana dan bagaimana penyelesaiannya.
Masalah pada anak sangat banyak dan kompleks, baik itu melawan orangtua, tidak mau makan, tidak mau sekolah, bahkan susah diatur.
Dengan hypnoparenting diharapkan para orangtua bisa mengatasi permasalahan tadi.
Langkah pertama yang dilakukan orangtua adalah harus mencari akar permasalahan yang ada pada anaknya.
dr I Gusti Putu Darmika mengatakan, hypnoparenting berpengaruh sangat besar selain pada anak juga pada orangtua.
Teknik hypnoparenting pertama yang harus dilakukan orangtua dari anak tersebut, yaitu belajar mengenai dirinya sendiri.
Kedua memaafkan diri sendiri, apakah ada luka dari masa lalu.
Untuk perubahan sikap setelah melakukan hipnoterapi, tergantung seberapa berat gangguan yang dialami anak itu.
Apakah gangguan tersebut hanya bersifat parsial, tingkah laku anak, sampai ke gangguan tubuh atau bahkan gangguan organik, seperti mata berkedip atau tubuhnya sampai mengalami kejang.
Apabila gangguan sampai ke gejala organik seperti gangguan tubuh, proses pengobatannya akan semakin lama.
Untuk anak-anak memang penanganannya yang terpenting adalah menciptakan lingkungan aman untuk anak tersebut.
Sedangkan langkah-langkah hipnoterapi yang harus dilakukan orangtua, adalah pada saat orangtua akan menanamkan nilai-nilai positif kepada anak, jangan menggunakan kata-kata negatif.
Hal tersebut akan dicontoh anak-anak karena mereka melihatnya.
• JRA Denpasar Gelar Ruqiyah Massal di Masjid Chandra Asri, Sehatkan Umat & Tangkal Virus Corona
• PDAM Tirta Mangutama Usulkan Penambahan Sarana Prasarana untuk Pelayanan Badung Selatan
Dengan melakukan hal positif tersebut secara berulang-ulang, kemudian memberikan contoh juga, hal baik tersebut akan tertanam di bawah alam sadar anak tersebut.
Sebelum melakukan teknik hipnoterapi, para orangtua harus mengatur vibrasinya agar lebih positif.
Para orangtua harus mendetoks dirinya terlebih dahulu dari pengaruh negatif yang didapat dari tempat kerja atau lingkungan.
Cara mendetoks diri bisa berupa menangis atau berteriak, karena energi itu harus dirilis terlebih dahulu sampai tersisa energi positif yang bisa ditularkan ke anak.
Jika sudah terbangun energi positif yang akan dilimpahkan ke anak, sugesti yang positif juga akan berusaha masuk.
Sementara, di era digital tekhnologi tidak selamanya akan menjadi boomerang negatif.
Asalkan bisa digunakan dengan sebaik mungkin sesuai tujuan, gadget akan membawa dampak positif.
“Contoh kegiatan positif yang bisa dilakukan oleh anak dengan gadget, melakukan coding, belajar membuat games atau bersosialisasi dengan temannya,” dr M Candra, selaku Ketua Panitia Seminar Coding DNA Anak Genius di Era Digital.
(*)