Waspada Virus Corona di Bali

Permintaan Toko Oleh-Oleh Turun Drastis, Usaha Dodol Buah di Klungkung Terdampak Virus Corona

Wabah virus corona di China, ternyata cukup berpengaruh terhadap penjualan produk dodol buah khas Desa Besan Klungkung

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Irma Budiarti
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Kegiatan di sentra pembuatan dodol buah di Desa Besan, Dawan, Klungkung, Bali, Jumat (14/2/2020) lalu. Permintaan Toko Oleh-Oleh Turun Drastis, Usaha Dodol Buah di Klungkung Terdampak Virus Corona 

Permintaan Toko Oleh-Oleh Turun Drastis, Usaha Dodol Buah di Klungkung Terdampak Virus Corona

TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Nengah Yuliati (50), bersama suami dan anaknya sedang sibuk membungkus dodol ketika ditemui di kediamannya, di Desa Besan, Dawan, Klungkung, Bali.

Wabah virus corona di China, ternyata cukup berpengaruh terhadap penjualan produk dodol buah khas Desa Besan.

Matahari beranjak terik.

Nengah Yulianti, seorang pengusaha dodol buah, bergegas mengeluarkan olahan dodol untuk dijemur di bawah sinar terik matahari.

Sementara di belakang kedimannya, beberapa kerabat sedang sibuk mengupas buah salak, yang akan dimasak untuk bahan utama dodol khas olahan keluarga Yulianti.

Meskipun Berbasis Islami, Ruqyah Ternyata Bisa Layani Umat Non Muslim

Mengatasi Masalah Anak dengan Hypnoparenting, Seminar Coding DNA Anak Genius Digelar di Denpasar

Pengaruh dari mewabahnya virus corona di China, ternyata cukup dirasakan Yulianti.

Pasca minimnya turis China ke Bali, penjualan produk dodolnya ke sejumlah toko oleh-oleh di Bali juga menurun drastis.

Normalnya, dalam waktu empat hari sekali ia bisa mengirim 4.000 biji dodol sesuai permintaan sejumlah toko oleh-oleh di Denpasar.

Namun, pasca sepinya turis China, ia hanya menerima pesanan rata-rata 2.000 biji dodol.

Itupun dalam rentang waktu 10 hari sekali.

"Dampak virus corona di China, cukup dirasakan pelaku UMKM seperti kami. Sepinya wisatawan membuat orderan dari sejumlah toko oleh-oleh jadi minim," jelasnya, Jumat (14/2/2020) lalu.

Bali Sulit Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Begini Komentar Pelatih Bali United Teco

PDAM Tirta Mangutama Usulkan Penambahan Sarana Prasarana untuk Pelayanan Badung Selatan

Selain itu, Yulianti juga dipusingkan dengan naiknya harga gula pasir di pasaran.

Jika sebelumnya harga gula pasir Rp 525 ribu per 50 Kg, saat ini naik Rp 650 ribu per 50 Kilogram.

"Harga gula naik, tapi kami tidak bisa menaikkan harga," ungkapnya.

Namun dia mengaku penurunan permintaan dodol dari toko oleh-oleh tersebut tidak terlalu terasa.

Itu lantaran terjadi peningkatan permintaan dodol dari pasar lokal berkaitan dengan Hari Raya Galungan.

Peningkatan terjadi sejak dua minggu lalu.

Diperkirakan penurunan permintaan dari pasar lokal untuk hari raya akan menurun setelah perayaan Hari Raya Kuningan.

(*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved