Bank Mantap Bantu Pensiunan dengan KUR, Targetkan Bisnis Bisa Tumbuh Hingga 20 Persen

Bank Mantap Bantu Pensiunan dengan KUR, Targetkan Bisnis Bisa Tumbuh Hingga 20 Persen

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap), tetap fokus dalam segmen market pensiunan. Direktur Utama Bank Mantap, Josephus K. Triprakoso, menjelaskan satu diantara produk yang ditawarkan Bank Mantap untuk membantu pensiunan adalah kredit usaha rakyat (KUR).

“Produk KUR ini kami berikan baik pada nasabah pensiunan maupun mikro,” jelasnya kepada Tribun Bali, Senin (17/2/2020).

Ia mengaku dengan adanya produk KUR, tak menganggu basis utama bisnis Bank Mantap pada segmen pensiunan.

“Sebab selain pensiunan kan Bank Mantap punya bisnis di segmen mikro dan ritel,” sebutnya.

Raul Lemos Bantah Kirim Orang Kepercayaan untuk Bertanya Soal Perceraian ke Pengadilan Agama

Menkopolhukam Sebut Ada Salah Ketik di Pasal 170 Draft RUU Omnibus Law

Harga Salak Karangasem Anjlok, Per Kg Hanya Rp 2 Ribu

Ia berkata, Bank Mantap ingin mengembangkan KUR dan menawarkannya kepada pensiunan.

Tahun 2020 ini, Bank Mantap menargetkan Rp 50 miliar untuk penyaluran KUR.

 Pengembangan dan produk pun masih dilakukan, sehingga memudahkan pensiunan.

Sehingga upaya mensejahterakan pensiunan bisa terus berjalan.

Apalagi bunga KUR juga ringan, dan hal ini memberikan difrensiasi produk bagi nasabah Bank Mantap.

Jos, sapaan akrabnya, mengatakan laporan kinerja keuangan Bank Mantap rata-rata di semua indikator tumbuh 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. 

“Target kami tahun 2020 tetap di atas market, sekitar kurang lebih 20 persen di atas market, baik dari sisi Kredit, aset, maupun dana pihak ketiga (DPK),” tegasnya.

 Ia pun optimistis, apalagi Bank Mantap telah ada di semua wilayah di Indonesia.

Kemudian fokus bisnis, jelas yakni segmen pensiunan.

Lanjutnya, karena bisnis Bank Mantap telah 90 persen lebih ada di luar Bali.

Sehingga harus pindah untuk kantor pusat dan sebagainya, agar penetrasi dan koordinasi lebih cepat.

“Tahun 2020 harapan pertumbuhan sekitar 20 persen untuk pensiunanya, kami targetkan Rp 25 triliun-Rp 26 triliun lah,” sebutnya.

 Jos melihat, kini mulai banyak bank yang mulai bermain di segmen pensiunan.

Mengingat non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah segmen pensiunan tidak terlalu tinggi, sehingga menjadi daya tarik bagi bank lain.

Bank Mantap beberapa hari lalu, menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2019.

Dalam rapat umum tersebut terdapat 3 (tiga) agenda utama, sebagai aksi korporasi yaitu pembagian deviden, pergantian pengurus dan mensahkan laporan keuangan tahun 2019.

Jos, menjelaskan pada paparan kinerja Bank Mantap Tahun 2019, bahwa dalam RUPST Tahun Buku 2019 memutuskan untuk membagikan deviden sebesar Rp 136,86 miliar.

"Nominal tersebut merupakan 30 persen dari laba bersih perseroan tahun 2019 sebesar Rp 456 miliar yang meningkat 36,8 persen secara year on year (yoy)," katanya. 

Penetapan besaran dividen tersebut telah memperhatikan kebutuhan likuiditas perseroan, dalam mengembangkan bisnis Tahun 2020, serta sebagai bentuk apresiasi perseroan kepada pemegang saham atas kepercayaan dan dukungan kepada Bank Mantap.

 “Dengan meningkatnya pembagian deviden dari tahun buku 2018 yakni Rp 100 miliar, mengindikasikan bahwa permodalan Bank Mantap sehat dengan rasio kecukupan modal bank (CAR) sebesar 21,75 persen. Meningkatnya laba bersih dan deviden tersebut ditopang pertumbuhan kredit sebesar Rp 20,31 miliar yang tumbuh 30,9 persen secara tahunan,” ujar Jos.

Selain itu, Josephus menambahkan bahwa RUPST Tahun Buku 2019 menyetujui komposisi laba bersih tahun 2019 selain untuk deviden, yaitu cadangan wajib sebesar 1,10 persen atau senilai Rp 5 miliar dan laba ditahan sebesar 68,90 persen atau senilai Rp 314 juta

.“RUPST pada tahun ini mengubah susunan pengurus perseroan, adapun pergantian Dewan Komisaris yaitu Edhi Chrystanto yang menjabat Komisaris Independen berhenti secara hormat serta pada Jajaran Direksi yaitu Nurkholis Wahyudi yang ditarik penugasannya ke Bank Mandiri dan digantikan oleh Agus Sanjaya sebagai Direktur Bisnis," ucapnya

"Bank Mantap telah memiliki sistem pengelolaan organisasi yang baik, sehingga pergantian pengurus tidak akan mempengaruhi kinerja perseroan dalam merealisasikan seluruh rencana bisnis dalam jangka pendek maupun jangka panjang,” kata Jos, sapaan akrabnya. 

Sampai akhir bulan Desember 2019 total aset yang dimiliki Bank Mantap di posisi Rp 26,95 triliun atau tumbuh sekitar 28,7 persen.

Sedangkan posisi Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 19,86 triliun atau tumbuh sampai dengan 30,2 persen, untuk penyaluran kredit berkisar Rp 20,31 triliun atau meningkat sampai 30,9 persen, sedangkan laba bersih yang dihasilkan sebesar 456 miliar atau tumbuh sampai dengan 36,8 persen dari periode tahun sebelumnya.

Saat ini Bank Mantap mempunyai jaringan kantor sebanyak 416 jaringan yang tersebar di 34 provinsi.

Susunan pengurus perseroan sebagai berikut :

Dewan Komisaris :

1.  Komisaris Utama              : Abdul Rachman

2.  Komisaris                              : Agus Haryanto

3.  Komisaris Independen        : Sukoriyanto Saputro

4.  Komisaris Independen    : Zudan Arif Fakrulloh

Direksi :

1. Direktur Utama     : Josephus K. Triprakoso

2. Direktur                    : Paulus E. Suyatna

3. Direktur                    : Iwan Soeroto 

4. Direktur                   : Agus Sanjaya 

(*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved