7 Hal Seputar Rangkaian Galungan dan Kuningan di Bali yang Belum Banyak Diketahui

Setiap perayaan Galungan dan Kuningan siswa sekolah akan diliburkan selama 2 minggu.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali/M Firdian Sani
Suasana persembahyangan Galungan umat Hindu di Pura Agung Jagatnatha, Denpasar, Bali, Rabu (24/7/2019). 

Ada nuansa yang sangat berbeda pada kedua jenis Galungan ini.

Pada Galungan Nadi ada kesan terang, gembira, bersih, suci, meriah, dan tenang berkat pengaruh benda angkasa bulan.

Sementara pada Galungan Nara Mangsa ada kesan gelap, menyeramkan, sedih.

“Ada bahaya akan muncul apabila tidak melengkapi banten Galungan dengan segeh tertentu," katanya.

Suamba mengatakan pelaksanaan Galungan biasa,  Galungan Nadi, dan Galungan Nara Mangsa ada sedikit perbedaan menyangkut sarana upacara.

Yang menonjol, pada Galungan Nara Mangsa tidak ditancapkan penjor serta ada caru dipersembahkan di lebuh (halaman luar).

Unsur kemeriahan tidak muncul di dalam Galungan Nara Mangsa karena selalu diasosiasikan dengan kekuatan Bhuta Kala yang siap mengganggu manusia.

6. Ada Tiga Bhuta yang Turun ke Dunia Sebelum Galungan

Sebelum Galungan akan turun Sang Kala Tiga yang akan mengganggu, bahkan menguasai indria manusia.

Jika tak mempu mengendalikan diri makan akan dikuasai oleh tiga Kala itu.

Bhuta ini mulai turun saat Minggu Paing Dunggulan atau saat Penyekeban dimana saat itu turun Bhuta Galungan.

Selanjutnya pada Senin Pon Dunggulan akan turun Bhuta Galungan.

Dan saat Penampahan Galungan turun Bhuta Amangkurat.

7. Tak Ada Hari Baik untuk Pernikahan

Selama perayaan Galungan dan Kuningan bahkan hingga wuku Pahang tak ada hari baik atau dewasa untuk melakukan upacara pernikahan.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved