Makna Galungan Menurut Pemangku Pura Agung Jagatnatha, Ada Tahapan-Tahapan Menuju Dharma

Makna Galungan Menurut Pemangku Pura Agung Jagatnatha, Ada Tahapan-Tahapan Menuju Dharma

Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Umat Hindu di Bali merayakan Hari Raya Galungan yang disebut sebagai kemenangan kebaikan atas kejahatan, pada Rabu (19/2/2020).

Mereka merayakan dengan bersembahyang di Pura sebagai bentuk rasa syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Bentuk syukur dihaturkan melalui sesajian di dalam besek berisi sodan yang dibawa oleh umat dan prosesi persembahyangan yang dijalani.

Pemangku Pura Agung Jagatnahta Jro Mangku I Made Langgeng Buana S. Ag mengatakan bahwa makna Galungan adalah kemenangan Dharma melawan adharma.

Dan untuk memenangkan Dharma ada tahapan-tahapan yang dilalui.

"Supaya tujuan Galungan yakni kemenangan Dhama atas Adharma terwujud bukan pada upacara saja tetapi dari perilaku umat," kata Jro Mangku I Made Langgeng Buana

• Pemangku Pura Agung Jagatnatha Pimpin Persembahyangan Hari Raya Galungan Dari Siang Sampai Malam

• Tak Pulang Kampung Pas Hari Raya Galungan, Beberapa Pedagang Canang Ini Berjualan di Pura Jagatnatha

• Galungan di Bali Ribuan Umat Hindu Sembahyang di Pura Agung Jagatnatha, Made Mami Mohon Keselamatan

Umat Hindu diminta memiliki rasa toleransi kepada sesama dan berbakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.

Tahapan yang dilakukan, kata Pemangku Pura, adalah Sugihan Jawa, yakni upacara penyucian yang bertujuan untuk pembersihan alam semesta.

Kemudian dilanjutkan Sugihan Bali dengan menghaturkan pejati dan nunas tirta untuk membersihkan diri Umat Hindu. Selanjutnya, ada Hari Penampahan Galungan

"Akhirnya pada tahapan itu Dharma menang melawan Adharma yang mana pucaknya dirayakan pada Hari Galungan, dengan kita sudah bersih baik alam maupun pribadi maka kita siap menyambut Hari Raya Galungan," jelasnya. (*)