Kontes Bonsai

350 Pohon Bonsai Ikut Kontes di Buleleng, Rata-Rata Usia Puluhan Tahun dan Harga Ratusan Juta

Bonsai-bonsai itu rata-rata berusia puluhan tahun, hingga memiliki nilai jual mencapai ratusan juta rupiah.

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ratu Ayu Astri Desiani
Tim Juri saat menilai ratusan pohon bonsai yang ikut kontes serangkaian HUT Kota Singaraja, Jumat (6/3/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Sebanyak 350 pohon Bonsai mengikuti kontes dalam rangkaian HUT Kota Singaraja ke 416, Jumat (6/3/2020) di areal parkir Gedung Kesenian Gede Manik Singaraja.  

Bonsai-bonsai itu rata-rata berusia puluhan tahun, hingga memiliki nilai jual mencapai ratusan juta rupiah.

Ketua Panitia Bonsai Festival, Made Sweca mengatakan, bonsai yang mengukuti kontes ini terbagi dalam empat kelas, yakni kelas utama, madya, regional dan prospek. 

Dimana untuk kelas utama, bonsai tergolong sudah mapan, tanpa kawat dan berusia minimal 30 hingga 50 tahun  di dalam pot.

Diboyong Bali United Ke Kalsel, Irfan Jauhari Sebut Tak Mau Sia-siakan Kesempatan Pertamanya

Beraksi di 5 TKP Denpasar dan Badung, Residivis Pencurian Ditangkap Polda Bali

Ratusan bonsai yang mengikuti kontes ini berasal dari seluruh wilayah Bali, Madura, hingga Surabaya karena sifatnya nasional.

Sementara untuk jenis yang dipamerkan mulai dari santigi, serut, loa, anting putri, beringin hingga kimeng.

"Ada beberapa bonsai yang harganya sama dengan mobil, itu masuk kelas utama. Kalau dijual bisa Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Kalau prospek, harganya Rp 5 juta kebawah, karena masalah perantingan belum ada, namun tetap memiliki nilai," jelasnya.

Diakui Sweca, di Buleleng sendiri, jumlah pebonsai terbilang cukup banyak.

Hanya saja terkesan masih malu-malu untuk memamerkan bonsai miliknya.

Bahkan, bonsai jenis Santigi juga tercatat masih banyak tumbuh liar di wilayah Buleleng.

Oleh karena itu, melalui kontes ini, Sweca berharap para pebonsai bisa lebih percaya diri untuk memamerkan karya yang telah ia bentuk selama bertahun-tahun.

Sementara salah satu peserta kontes, Made Sukapta mengaku telah menggeluti dunia bonsai sejak 12 tahun.

 Menurut pria asal Pupuan, Tabanan ini, ada kepuasan tersendiri yang ia rasakan bila memelihara bonsai.

Utamanya saat membentuk ranting-ranting bonsai itu dengan menggunakan kawat.

Proses ini memakan waktu hingga bertahun-tahun, untuk akhirnya menciptakan bentuk bonsai yang indah dipandang mata.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved